Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mudik Dilarang, Garuda (GIAA) Kerja Ekstra Keras Raup Pasar Pengiriman Paket Lebaran

Larangan mudik membuat proyeksi bisnis yang telah disusun perseroan sedikit meleset.
Yenny Wahid menjadi pembicara dalam diskusi Tren Presepsi Publik tentang Demokrasi, Korupsi dan Intoleransi di Jakarta, Senin (24/9/2018)./ANTARA-Aprillio Akbar
Yenny Wahid menjadi pembicara dalam diskusi Tren Presepsi Publik tentang Demokrasi, Korupsi dan Intoleransi di Jakarta, Senin (24/9/2018)./ANTARA-Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA – PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) bekerja ekstra keras menghasilkan pendapatan dari sektor nonpenumpang menghadapi larangan mudik yang telah ditetapkan oleh pemerintah supaya bisa mengejar ketertinggalan performa tahun ini.

Komisaris Garuda Indonesia Yenny Wahid menuturkan, dengan adanya larangan mudik tersebut, membuat proyeksi bisnis yang telah disusun perseroan sedikit meleset. Emiten berkode saham GIAA akan mengupayakan pendapatan dari sektor lain, utamanya kargo. Terlebih, pada momentum idul fitri, sebagian masyarakat masih saling berkirim paket lebaran.

“Buat Garuda larangan mudik membuat proyeksi bisnis yang kami hitung jadi meleset. Kami harus bekerja keras untuk bisa mendapatkan tambahan penghasilan dari sisi karo misal. Dari situ kami coba perbaiki dan tingkatkan layanan dengan diskon menarik, bersaing karena kompetitor saingan bukan maskapai tapi ekspedisi,” ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (8/4/2021).

Di sisi lain, dirinya juga bergembira karena ternyata kinerja kargo GIAA meningkat dan masih bisa dieksplorasi lebih jauh.

Yenny tak menampik kondisi penumpang maskapai pelat merah tersebut hingga kini belum optimal. Namun maskapai dengan jenis layanan penuh tersebut pernah mencatatkan rekor tertinggi pada saat libur panjang tahun lalu hingga sebanyak 20.000 penumpang per hari dari yang biasanya hanya sebesar 3.000 orang per hari.

Namun saat ini, Garuda juga masih memberlakukan prosedur jaga jarak dengan mengangkut penumpang yang dibatasi.

Saat ini, dia berharap para pemegang saham dapat mengerti kondisi maskapai BUMN tersebut supaya ada tindakan penyelamatan secara konkret. Secara fundamental, dia optimistis prospek Garuda tetap besar karena Indonesia sebagai negara kepulauan masih membutuhkan angkutan udara. Namun, memang tak bisa dipungkiri saat ini GIAA bergulat untuk mengatasi masalah jangka pendek soal renegosiasi dan restrukturisasi utang.

“Saat ini semuanya hanya bisa menganalisa [pemulihan transportasi udara]. Paling optimistis kuartal III/2021 ini kami berharap ada peningkatan. Saya rasa Garuda bisa lebih baik kalau ada keleluasaan dari pemegang saham memberikan perhatian dalam bentuk pendanaan,” tekannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper