Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jadi Harapan, Pengembangan Vaksin Merah Putih Malah Molor

Ketersediaan vaksin secara mandiri bisa menjadi suntikan guna mengakselerasi pemulihan, baik kesehatan maupun perekonomian.
Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). /ANTARA FOTO-Dhemas Reviyanto
Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). /ANTARA FOTO-Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, JAKARTA – Kesuksesan pemerintah dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menjadi hal yang sangat ditunggu-tunggu. Setelah International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi RI tahun ini dari 4,8 menjadi 4,3 persen, ketersediaan vaksin secara mandiri bisa menjadi suntikan guna mengakselerasi pemulihan, baik kesehatan maupun perekonomian.

Kementerian Kesehatan pun cukup berani memasang target Vaksin Merah Putih bisa digunakan pada awal tahun depan. Selain mempercepat penanganan Covid-19 di Indonesia, yang menjadi alasan IMF memangkas proyeksi, ketersediaan Vaksin Merah Putih juga mengurangi belanja negara.

Dengan demikian, pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan terkait harus meningkatkan level fokusnya dalam pengembangan Vaksin Merah Putih.

Namun progres pengembangan Vaksin Merah Putih tidaklah mengesankan. Juru Bicara sekaligus Sekretaris Perusahaan PT Bio Farma (Persero) Bambang Heriyanto mengatakan pengembangan masih berjalan pada tahap riset dasar.

“Saat ini, proses riset dasar masih dilakukan di laboratorium Eijkman, dan belum dapat diserahterimakan ke industri. Kami masih menunggu dari Eijkman,” ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Rabu (7/4/2021).

Dia menambahkan, bibit untuk kandidat vaksin mesti memenuhi kriteria industri agar dapat dilakukan scale up.

Selain itu, proses pengembangan yang dilakukan di sejumlah instansi berbeda belum menunjukkan perkembangan. Sejauh ini, PT Bio Farma belum menerima satu bibit vaksin pun dari instansi-instansi lain yang terlibat.

Adapun, sejumlah instansi yang terlibat dalam pengembangan Vaksin Merah Putih, antara lain Eijkman, Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Indonesia (UI), Institute Teknologi Bandung (ITB), Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas Gadjah Mada (UGM), PT Kalbe Farma Tbk., Biotis, dan Tempo Scan.

Sebagai salah satu senjata bagi pemulihan ekonomi di Tanah Air, pengembangan Vaksin Merah Putih pun mesti mampu diakselerasi sehingga benefitnya dapat dirasakan sesuai dengan target yang diinginkan pemerintah, yakni awal 2022 untuk tahap penggunaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmad Fauzan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper