Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erick Thohir : Pembentukan Holding Baterai Merupakan Langkah Berani

Perjalanan pembentukan holding baterai telah dimulai kurang lebih dari 1 tahun yang lalu.
Ilustrasi: Perakitan baterai kendaraan listrik di pabrik Volvo Cars di Ghent, Belgia. /Volvo Cars
Ilustrasi: Perakitan baterai kendaraan listrik di pabrik Volvo Cars di Ghent, Belgia. /Volvo Cars

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengungkapkan bahwa pembentukan holding baterai merupakan langkah berani yang diambil pemerintah.

Dia mengatakan bahwa Indonesia tidak ingin lagi telat dalam mengambil langkah untuk bergabung pada industri-industri yang potensinya sangat besar dari dalam negeri. Pada era 80-an, katanya, Indonesia telah dalam memulai industri kayu, sedangkan pada era 70a-an Indonesia pun telat memanfaatkan potensi perminyakan.

"Ini alhamdulillah kita justru memanfaatkan momentum yang sangat penting ketika perubahan dari pada inovasi yaitu salah satunya EV [electric vehicle] baterai ini yang merupakan berbasis nikel kita justru mengambil langkah yang cukup berani. Kita tidak mau kalah dengan negara-negara besar lain seperti China dan Amerika Serikat dan Korea," katanya dalam konferensi pers yang digelar pada Jumat (26/3/2021).

Menurut Erick, perjalanan pembentukan holding baterai telah dimulai kurang lebih dari 1 tahun yang lalu. Langkah pembentukan holding merupakan transformasi guna menjawab tantangan kemajuan zaman pada masa yang akan datang.

Di luar prediksi, pada tahun lalu justru pandemi Covid-19 merebak di seluruh dunia. Namun, hal itu justru mendorong pembentukan holding baterai menjadi lebih cepat.

"Kita mempunyai kekayaan nikel yang nilainya hampir 24 persen di dunia ini, dan tentu adanya EV baterai ini kita juga membuat Indonesia lebih bersahabat juga dengan green dengan ekonomi hijau," ungkapnya.

Adapun, Indonesia Battery Corporation (IBC), menargetkan kapasitas produksi baterai dapat mencapai 140 gigawatt hour (GWh) pada 2030.

Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansury l mengatakan bahwa selain digunakan untuk produksi kendaraan listrik di dalam negeri, sebagian dari produksi baterai tersebut kemungkinan juga akan diekspor ke luar negeri.

"Total kapasitas baterai yang dihasilkan 140 GWh pada2030 nanti. Sebanyak 50 GWh dari produksi baterai cell ini mungkin akan kami ekspor, sisanya akan digunakan di industri baterai yang nanti memproduksi kendaraan listrik di Indonesia," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper