Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SCI Urai Penyebab Tingginya Biaya Logistik Indonesia

Supply Chain Indonesia atau SCI mengurai penyebab tingginya biaya logistik di Indonesia.
Sebuah truk menunggu muatan peti kemas di Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/2/2020)./ ANTARA - M Risyal Hidayat
Sebuah truk menunggu muatan peti kemas di Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/2/2020)./ ANTARA - M Risyal Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Supply Chain Indonesia (SCI) menilai masalah skala ekonomi menjadi salah satu penyebab tingginya biaya logistik di Indonesia, sehingga produk dan komoditas tidak berdaya saing.

Menurut Chairman SCI Setijadi, masalah skala ekonomi terjadi karena aktivitas ekonomi dan industri tersebar di banyak pelaku dengan volume dan kapasitas produksi tiap pelaku yang rendah. Masalah ini terjadi pada banyak tahapan dalam rantai pasok.

"Pada sektor perikanan, misalnya, masalah skala ekonomi terjadi mulai pada tahap awal, yaitu dalam proses penangkapan ikan oleh nelayan," katanya dalam siaran pers, Kamis (25/3/2021).

Dia menyebut masalah skala ekonomi terus terjadi dalam proses pengangkutan dari lokasi pengumpulan ke wilayah-wilayah konsumsi, baik untuk kebutuhan masyarakat maupun industri pengolahan.

Oleh karena itu lanjutnya, diperlukan peranan perusahaan penyedia jasa logistik untuk melakukan konsolidasi pada tahap pengumpulan maupun pengiriman komoditas, termasuk dalam memfasilitasi implementasi rantai dingin (cold chain).

"Masalah skala ekonomi terjadi pada beberapa sektor lainnya termasuk UMKM. Keterbatasan modal dan volume produksi mengakibatkan skala ekonomi yang rendah sehingga produk sulit bersaing dengan luar negeri," sebutnya.

Lebih lanjut dia menuturkan, perusahaan jasa logistik dapat berperan sebagai konsolidator yang nantinya bisa mendorong peningkatan volume ekspor industri dan pelaku UMKM, sekaligus meningkatkan surplus neraca perdagangan.

"Berdasarkan data BPS, SCI mencatat surplus Indonesia pada tahun 2020 sebesar USD 21.767 juta dengan nilai ekspor sebesar US$163.306 juta dan impor sebesar US$141.540 juta," bebernya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmi Yati

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper