Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tekan Impor Baja, Pabrik HSM II KRAS Diresmikan April 2021

Dia menambahkan, produksi HSM KRAS yang ada saat ini mencapai 2,4 juta ton, artinya dengan penambahan 1,5 juta ton dari pabrik HSM 2, kapasitasnya menjadi 3,9 juta ton per tahun.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat mengunjungi pabrik HSM 2 milik PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. /Kementerian Perindustrian
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat mengunjungi pabrik HSM 2 milik PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. /Kementerian Perindustrian

Bisnis.com, JAKARTA — Pabrik HSM 2 PT Krakatau Steel Tbk. (KRAS) akan diresmikan pada pekan ketiga April 2021. Perluasan fasilitas produksi ini diyakini mampu berkontribusi dalam program subtitusi impor sebesar 35 persen pada 2022. 

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa pada tahap pertama Hot Strip Mill (HSM) 2 akan mampu memroduksi 1,5 juta ton Hot Rolled Coil (HRC) per tahun. Kemudian, tahap selanjutnya ditargetkan meningkat menjadi 4 juta ton HRC per tahun.

Produk HRC tersebut diharapkan dapat mengisi pasar baja nasional. "Kami percaya ini akan memberi kontribusi signifikan, khususnya bagi industri otomotif," ujar Menperin dalam keterangan resmi, Kamis (25/3/2021).

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim menyampaikan produk utama dari HSM 2 ini adalah produk baja HRC yang didedikasikan untuk memenuhi pasar otomotif dengan spesifikasi kualitas yang tinggi. "Dengan dioperasikannya pabrik HSM 2, kapasitas produksi HRC Krakatau Steel bertambah 1,5 juta ton per tahun," jelasnya.

Dia menambahkan, produksi HSM KRAS yang ada saat ini mencapai 2,4 juta ton, artinya dengan penambahan 1,5 juta ton dari pabrik HSM 2, kapasitasnya menjadi 3,9 juta ton per tahun.

"Kami bisa berkontribusi terhadap market HRC lokal sebesar 65%, sisanya didukung oleh industri lainnya di dalam negeri," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Menperin mengemukakan, pada tahun 2021, sektor industri logam dasar diperkirakan tumbuh 3,54 persen.

Hal ini menunjukkan industri baja merupakan industri high resilience yang mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19 dan siap untuk kembali meningkatkan kemampuan dan performanya di tahun ini.

“Pada masa pandemi Covid-19, sektor industri logam dasar tetap bertumbuh dengan baik. Pada tahun 2020 industri logam mengalami pertumbuhan positif,” tuturnya.

Hal ini didukung dengan nilai realisasi investasi yang tinggi dan neraca perdagangan surplus di industri logam, khususnya untuk logam dasar serta upaya pengendalian impor besi baja nasional.

Agus menambahkan, dalam rangka mendorong industri logam nasional yang berdaya saing tinggi, perlu diciptakan iklim usaha yang kondusif dan kompetitif guna mendongkrak utilisasi serta kemampuan inovatif pada sektor tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khadafi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper