Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Holding Baterai Siapkan Antisipasi Fluktuasi Harga Nikel

Naik atau turunnya harga merupakan hal yang biasa terjadi bagi komoditas seperti nikel. Namun, hal yang perlu dikaji adalah bagaimana tren pergerakan harga nikel dalam jangka panjang.
Pekerja melakukan proses pemurnian dari nikel menjadi feronikel di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) Pomalaa milik PT Aneka Tambang (ANTAM) Tbk, di Kolaka, Sulawesi Tenggara, Selasa (8/5/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja melakukan proses pemurnian dari nikel menjadi feronikel di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) Pomalaa milik PT Aneka Tambang (ANTAM) Tbk, di Kolaka, Sulawesi Tenggara, Selasa (8/5/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Holding baterai yang akan dibentuk pemerintah telah menyiapkan strategi untuk mengantisipasi fluktuasi harga komoditas nikel seperti yang tengah terjadi beberapa waktu belakangan ini.

Ketua Tim Percepatan Pengembangan Proyek Baterai Kendaraan Listrik Agus Tjahjana Wirakusumah mengatakan bahwa naik atau turunnya harga merupakan hal yang biasa terjadi bagi komoditas seperti nikel. Namun, hal yang perlu dikaji adalah bagaimana tren pergerakan harga nikel dalam jangka panjang.

Di samping itu, Agus menilai proyeksi terkait dengan permintaan dan pasokan nikel pada masa depan sangat perlu untuk dikaji lebih mendalam untuk menentukan masa depan bisnis baterai yang sedang dibangun.

Adapun, harga nikel tengah terkoreksi karena dipengaruhi sentimen proses perbaikan pada salah satu tambang milik perusahaan asal Rusia MMC Norilsk Nickel PJSC atau Nornickel. Sebelumnya, produksi nikel dari tambang perusahaan di Oktyabrsky dan Taimyrsky pada wilayah Arktik terpaksa dihentikan.

Tak hanya itu, perusahaan nikel dari China, Tsingshan Holding Group juga dikabarkan berencana menggenjot produksi untuk menyuplai industri baterai.

"Jawab ini susah karena memang begitulah teknologi, orang akan terus mencari terobosan-terobosan. Yang kita harus liat adalah proyeksi jangka panjang dengan mitigasi harga baterai akan terus turun, jadi otomatis harga nikel juga kita hitung tidak boleh terus naik," katanya kepada Bisnis, Senin (23/3/2021).

MIND ID, PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), dan PT Aneka Tambang Tbk. akan bergabung menjadi satu holding baterai kendaraan listrik dalam mengembangkan bisnis ekosistem kendaraan listrik.

Agus menjelaskan bahwa tim ini telah dibentuk sejak Februari 2020. Keempat perusahaan itu diberi mandat langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir.

Investasi yang akan dikeluarkan nantinya sangat tergantung pada kapasitas baterai yang akan dibuat. Untuk di hulu, pihaknya akan membuat sekitar 195 gigawatt/hour dengan sekitar 150.000 nikel per tahun dalam dua tahap.

Pada tahap pertama pihaknya akan membuat baterai dengan kapasitas 30 GW per hour yang akan direalisasikan pada 2026—2030. Setelah itu, kapasitas akan ditingkatkan menjadi 140 GW/hour atau sekitar 70 persen dari 195 GW/hour.

"Berarti nanti sisanya diekspor dalam belum cell, investasinya US$13 miliar. Nah, kalau bisa sampai 140 GW/hour atau 70 persen dari 195 GW/hour itu hampir mencapai US$17 miliar, tentu investasi bersama," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper