Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Muluk, Peritel Targetkan Penjualan Naik Tipis saat Ramadan dan Lebaran

Format ritel modern yang berpeluang menikmati tuah Ramadan dan Idulfitri adalah yang memasarkan produk-produk pangan esensial, mulai dari minimarket sampai hypermarket.
Suasana sepi terlihat di salah satu pusat perbelanjaan atau mal saat libur Natal dan Tahun Baru di Depok, Jawa Barat, Minggu (27/12). Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menyampaikan bahwa sesuai prediksi, pada akhir tahun ini tidak ada kenaikan signifikan pengunjung mal. Penyebabnya karena adanya pembatasan aturan dari pemerintah dan daya beli masyarakat yang melemah. /Bisnis-Himawan L Nugraha
Suasana sepi terlihat di salah satu pusat perbelanjaan atau mal saat libur Natal dan Tahun Baru di Depok, Jawa Barat, Minggu (27/12). Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menyampaikan bahwa sesuai prediksi, pada akhir tahun ini tidak ada kenaikan signifikan pengunjung mal. Penyebabnya karena adanya pembatasan aturan dari pemerintah dan daya beli masyarakat yang melemah. /Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha ritel membidik kenaikan penjualan yang moderat untuk Ramadan dan Idulfitri tahun ini. Meski perekonomian diyakini lebih baik, tetapi pertumbuhan penjualan diperkirakan hanya mencapai 2 persen dibandingkan dengan momen yang sama tahun lalu.

“Jika merujuk ke IPR [Indeks Penjualan Riil] saat momen Ramadan Idulfitri 2020 koreksinya dalam sekali. Sampai 20,6 persen pada Mei dan itu terdalam sejak krisis moneter 1998. Jadi untuk tahun ini naik 2 persen sudah bagus,” kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N. Mandey ketika dihubungi, Senin (22/3/2021).

Penurunan penjualan ritel pada momen Ramadan dan Lebaran tahun lalu disebut Roy menjadi tekanan tersendiri karena menjadi awal meluasnya pandemi Covid-19 di Tanah Air.

Jika penjualan pada festive season normalnya menyumbang 40 sampai 45 persen dari nilai total penjualan sepanjang tahun yang mencapai Rp265 triliun, dia menyebutkan pada 2020 sumbangan dari momen tersebut hanya di kisaran 8 sampai 9 persen.

“Tahun ini kami harap bisa mulai bertambah sumbangannya menjadi 10 sampai 15 persen,” sambung dia.

Roy mengatakan format ritel modern yang berpeluang menikmati tuah Ramadan dan Idulfitri adalah yang memasarkan produk-produk pangan esensial, mulai dari minimarket sampai hypermarket. Sementara untuk ritel format department store dia perkirakan akan sangat bergantung kondisinya pada kebijakan pemerintah.

“Jika tahun ini mudik diizinkan saya kira ada peluang untuk department store. Penjualan baju, aksesoris, dan sepatu ini akan sangat bergantung pada adanya mudik atau tidak,” kata Roy.

Menghadapi ketidakpastian dalam berbisnis yang masih berlanjut, dia menyebutkan peritel telah menyiapkan sejumlah strategi. Untuk ritel yang menjual kebutuhan pokok dan esensial, jumlah barang yang dipasok ke gerai cenderung mengalami penyesuaian volume sejak tahun lalu.

Roy mengatakan terdapat peritel yang memangkas pasokan sampai 60 persen. Namun pasokan barang ke gerai dia sebut mulai bertambah menjadi 50 sampai 55 persen demi mengantisipasi naiknya permintaan.

“Untuk department store kebanyakan masih menghabiskan carry over stock yang tidak terjual pada festive season tahun lalu. Kami belajar banyak dari kondisi tahun lalu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper