Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pupuk Kaltim Klaim Kinerja Tetap Bertumbuh di Tengah Pandemi

PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) mencatat kinerja yang cukup cemerlang di tengah pandemi Covid-19 ini.
Manajemen PT Pupuk Kaltim pantau ketersediaan stok pupuk. /ANTARA
Manajemen PT Pupuk Kaltim pantau ketersediaan stok pupuk. /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) mencatat kinerja yang cukup cemerlang di tengah pandemi Covid-19 ini. 

Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi mengatakan meski pandemi, tahun lalu perseroan masih mencetak laba sekitar Rp1,8 triliun hampir mendekati Rp1,9 triliun. Angka itu naik dari perolehan 2019 yang sebesar Rp1,6 triliun.

"Jadi kami masih tumbuh cukup signifikan begitu pula penjualan urea [pupuk] yang naik signifikan menjadi 3,7 juta ton dari 2019 yang 3,3 juta ton," katanya dalam jumpa media virtual, Minggu (21/3/2021).

Rahmad mengemukakan tahun ini, perseroan pun masih menargetkan pertumbuhan sekitar Rp1,9 triliun. Meski demikian, perseroan hanya akan menggelontorkan belanja modal yang tidak banyak atau sekitar Rp250 miliar.

Hal itu lantaran banyak rencana besar perseroan pada tahun ini masih bersifat permulaan.

Saat ini perseroan memiliki lima pabrik yang beroperasi, yakni Pabrik 1A dengan kapasitas produksi Urea 570.000 ton per tahun dan Amoniak 660.000 ton pertahun, Pabrik 2 dengan kapasitas Urea 570.000 ton dan Amoniak 595.000 ton per tahun.

Selain itu ada Pabrik 3 yang memiliki kapasitas Urea 570.000 ton per tahun dan Amoniak 330.000 ton per tahun. Pabrik 5 memiliki kapasitas produksi Urea 570.000 ton dan Amoniak 330.000 ton. Pabrik 5 memiliki kapasita Urea 1,15 juta ton per tahun dan Amoniak 825.000 ton per tahun. Terakhir, ada Pabrik NPK dengan kapasitas 350.000 ton per tahun.

Artinya, secara total saat ini persereoan memiliki kapasitas khusus Urea sekitar 3,43 juta. Sementara dalam lima tahun mendatang perseroan akan menambah produksi Urea di Kawasan Industri Petrokimia Bintuni, Papua Barat dengan kapasitas 1,1 juta ton per tahun.

"Di Bintuni akan sangat besar karena hampir separuh dari kapasitas di Bontang, itu rencana bisa konstruksi 2023 dengan pabrik Methanol yang menelan investasi US$2 miliar," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ipak Ayu
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper