Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Diperkirakan Terus Tahan Suku Bunga, Tiru Cara The Fed?

Bank Indonesia (BI) dinilai tidak akan menaikkan dalam beberapa waktu ke depan seperti yang dilakukan Bank Sentral AS atau The Fed.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Kamis (9/4/2020). Dok. Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Kamis (9/4/2020). Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - JAKARTA -- Tindakan Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan di angka 3,5 persen dilihat akan mengikuti langkah The Fed. BI dinilai tidak akan menaikkan dalam beberapa waktu ke depan. 

Chief Economist Tanamduit Ferry Latuhihin mengatakan Bank Sentral Amerika Serikat itu telah mengumumkan tidak ada indikasi untuk menaikan suku bunga acuannya sampai 2023.

“Dengan demikian ketakutan pasar akan naiknya yield obligasi pemerintah AS seharusnya berkurang dan tekanan terhadap rupiah serta harga obligasi kita juga berkurang,” katanya melalui pesan singkat, Kamis (18/3/2021).

Ferry menjelaskan rupiah dan harga obligasi Indonesia diprediksi menguat kembali tahun ini. Bukan itu saja, pasar modal diharapkan bullish dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) dan kemungkinan besar menuju arah 7000 hingga akhir tahun ini.

“Bahkan, bisa terjadi di akhir kuartal III/2021 karena recovery ekonomi mengalami percepatan yamg semakin tinggi di semester kedua tahun ini,” jelasnya.

Tahun 2021, terang Ferry, merupakan year of risky assets, cash is trash, atau tahun aset berisiko. Dia mengatakan banyak kalangan menilai uang tunai adalah sampah. Menurutnya, percepatan peluncuran vaksin Covid-19 di banyak negara maju telah menyiapkan panggung untuk pemulihan yang cepat pada paruh kedua tahun ini dan memasuki tahun 2022.

Dia menilai China akan menjadi pemimpin dalam ekspansi ekonomi melalui investasi langsung di berbagai negara di Asia.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 dapat mencapai 5,5 persen, tren kurva Covid-19 yang menurun, dan realisasi permintaan yang terpendam pada paruh kedua tahun ini,” ucapnya.

Seperti diketahui, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Maret 2021 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50 persen. Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil RDG pada Kamis (18/3/2021).

"Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dari meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah prakiraan inflasi yang tetap rendah," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper