Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga Acuan akan Ditahan? Simak Prediksi Ekonom Berikut Ini

Pada hari ini, Kamis (18/3/2021), Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan keputusan Dewan Gubernur soal suku bunga acuan Maret 2021.
Karyawan melintas didekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (30/12/2019). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan melintas didekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (30/12/2019). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia diperkirakan bakal mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-Days Repo Rate (BI7DRR)  pada level 3,5 persen sepanjang 2021.

Seperti diketahui, pada hari ini, Kamis (18/3/2021), Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan keputusan Dewan Gubernur soal suku bunga acuan Maret 2021.

Sebelumnya, BI telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,5 persen pada Februari 2021. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa suku bunga saat itu telah berada pada level terendah.

Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan BI 7-Days Repo Rate Maret 2021 akan ditahan pada level yang sama, bahkan bakal bertahan sepanjang 2021. Menurutnya, ruang untuk penurunan suku bunga acuan sangat terbatas.

“Saya rasa sih dengan kondisi yang sekarang dan kombinasi antara menjaga suku bunga, menjaga keseimbangan nilai tukar, ekspor-impor, dan perekonomian domestik, saya rasa 3,5 persen itu masih bisa dipertahankan untuk tahun ini,” kata Andry kepada Bisnis, Rabu (17/3/2021).

Bahkan, Andry memperkirakan suku bunga acuan baru akan naik pada 2022. Namun, dia mengingatkan bahwa tingkat ketidakpastian masih sangat tinggi.

Para investor, pelaku usaha, pasar, dan otoritas terkait kini masih menunggu keputusan dari Federal Reserve Bank (The Fed) Amerika Serikat (AS) atas keputusan terkait suku bunga acuan. Menurut Andry, pertanyaan besar terkini yaitu apakah ekonomi AS akan pulih lebih cepat melibihi ekspektasi pasar.

“Jika angka inflasi akan lebih tinggi lagi, ya, pasti market akan antisipasi. US Treasury akan naik. Mungkin benchmark rate-nya akan flat, tapi market rate-nya akan naik. Kalau situasi itu terjadi,” jelas Andry.

Hal serupa juga diutarakan oleh Ekonom Bank Permata Josua Pardede. Dia memperkirakan BI7DRR masih akan bertahan pada 3,5 persen di Maret 2021, sama seperti bulan lalu.

Menurutnya, BI diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya untuk mengantisipasi arah suku bunga Federal Reserve Bank (Fed), yang selanjutnya akan mendorong daya tarik aset keuangan Rupiah sehingga mendorong stabilitas nilai tukar rupiah.

“Suku bunga acuan di level 3,5 persen diperkirakan masih konsisten untuk menjangkar ekspektasi inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah,” kata Josua kepada Bisnis, Rabu (17/3/2021).

Keputusan RDG BI pada bulan ini dinilai akan sangat dipengaruhi oleh hasil keputusan Fed dalam Federal Open Market Committe (FOMC) Maret 2021 yang akan digelar 16-17 Maret 2021, terutama terkait assesment terhadap perekonomian Amerika Serikat (AS) dan arah suku bunga Fed dalam jangka menengah.

“Oleh sebab itu, dengan upaya mendorong terciptanya stabilitas rupiah serta masih berlanjutnya transmisi kebijakan moneter dan makroprudensial BI, yang direspon juga oleh tren penurunan suku bunga perbankan, diharapkan akan tetap mendukung pemulihan ekonomi domestik dalam jangka pendek ini,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper