Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Tanda-tanda Investasi Baru dari Kinerja Impor Februari 2021

Kenaikan impor pada Februari 2021 menjadi fenomena menarik karena terjadi lebih cepat dari perkiraan. 
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan impor pada golongan mesin dan peralatan elektrik serta barang modal yang terjadi pada Februari dipandang sebagai sinyal positif pada pemulihan ekonomi jangka panjang. 

Kalangan pengusaha menyebutkan importasi pada golongan ini kerap diasosiasikan dengan adanya investasi mesin dan adopsi teknologi baru dalam industri.

Impor golongan mesin dan perlengkapan elektrik dengan kode HS 85 tercatat naik secara tahunan dari US$1,24 miliar pada Februari 2020 menjadi US$1,89 miliar pada Februari 2021. Impor golongan ini pun menjadi penyumbang kenaikan bulanan terbesar dibandingkan dengan Januari 2021 dengan tambahan sebesar US$172,8 miliar.

Di sisi lain, impor barang modal tercatat tumbuh 17,68 persen secara tahunan dan melanjutkan kenaikan bulanan dengan persentase pertumbuhan 9,08 persen dibandingkan dengan Januari 2021.

“Peningkatan impor permesinan dan kategori impor barang modal yang cukup kuat umumnya berasosiasi dengan ekspansi investasi di sektor manufaktur atau ekspansi dalam bentuk adopsi teknologi produksi baru. Bila asumsi ini benar terjadi, ini adalah sinyal yang sangat menggembirakan untuk pemulihan ekonomi jangka menengah-panjang,” kata Wakil Ketua Umum bidang Hubungan Internasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta W. Kamdani, Senin (15/5/2021).

Meski demikian, Shinta menilai bahwa aktivitas manufaktur secara umum belum pulih secara penuh meski impor bahan baku dan penolong naik 11,53 persen secara tahunan. Dia menilai kenaikan ini belum menunjukkan kenaikan kinerja yang signifikan karena kontraksi impor bahan baku dan penolong tahun lalu terbilang cukup dalam.

“Kalau sektor manufaktur sudah pulih, pertumbuhan impor dalam kategori bahan baku  dan bahan penolong harusnya lebih besar dari 11 persen YoY. Rata-rata kontraksi impor tahun lalu saja secara agregat 13 persen,” lanjutnya.

Adapun dengan tren kenaikan harga produk dari China seiring dengan tumbuh pesatnya ekspor Negeri Panda, Shinta menilai hal tersebut tidak akan terlalu menjadi penghambat aktivitas manufaktur jika memang dibutuhkan.

Sebagaimana laporan Biro Statistik China, Indeks Harga Produksi negara tersebut pada Februari mengalami kenaikan 1,7 persen secara tahunan. Kenaikan ini dikhawatirkan bakal memicu inflasi global akibat posisi China sebagai pemasok utama bahan baku maupun manufaktur global.

“Berapa pun harga supply impor selama produk impor tersebut dibutuhkan untuk produksi dan tidak ditemukan substitusi yang comparable dengan produk dari negara tersebut di dalam negeri maupun di pasar internasional, pelaku usaha nasional pasti akan tetap impor meskipun mahal. Tujuannya untuk mempertahankan eksistensi usaha,” kata dia.

Sementara itu, ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal menilai kenaikan impor pada Februari 2021 menjadi fenomena menarik karena terjadi lebih cepat dari perkiraannya. 

Dia berpendapat hal ini di luar perkiraan karena aktivitas perdagangan RI cenderung belum terimbas pandemi pada Februari 2020 dan baru menunjukkan penurunan pada April.

“Jika efek low base, seharusnya kenaikan tahunan mulai terlihat Maret dan setelahnya. Ini lebih cepat dari perkiraan saya. Kenaikan impor merupakan penanda pemulihan ekonomi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper