Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Jajaki 2 Skema Kerja Sama Pengembangan DME

Direktur Pemasaran Pusat & Niaga PT Pertamina Patra Niaga Hasto Wibowo mengatakan bahwa skema pertama yang tengah dalam pembicaraan serius adalah skema proyek gasifikasi batu bara menjadi DME dengan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) dan Air Product.
Logo Pertamina/Ilustrasi
Logo Pertamina/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Pertamina tengah menjajaki dua skema kerja sama bisnis pengembangan dymethil ether (DME).

Direktur Pemasaran Pusat & Niaga PT Pertamina Patra Niaga Hasto Wibowo mengatakan bahwa skema pertama yang tengah dalam pembicaraan serius adalah skema proyek gasifikasi batu bara menjadi DME dengan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) dan Air Product.

"Skema pertama di mana PTBA fokus memproduksi batu baranya. Pertamina kemudian membeli batu bara itu. Kemudian dengan salah satu investor yang akan invest di DME plant, Pertamina dalam pembicaraan sangat serius kerja sama processing batu bara ini," ujar Hasto dalam sebuah webinar, Selasa (9/3/2021).

Nantinya, Pertamina akan membayar processing fee dan mendapatkan DME untuk kemudian didistribusikan kepada pelanggan menggunakan jalur pemasaran LPG.

Di luar kerja sama tersebut, secara bersamaan Pertamina juga tengah menjajaki skema kerja sama dengan pihak lain. Berbeda dengan skema pertama, dalam skema kedua ini Pertamina tidak terlibat dalam kegiatan processing batu bara menjadi DME, namun hanya sebagai offtaker DME.

"Kami eksplor bersama dari kawan pihak lain. Pertamina sebagai offtaker murni. Artinya ada satu pihak serius yang menawarkan batu bara dan investasi, kemudian Pertamina beli DME untuk dipasarkan lewat jalur LPG," kata Hasto.

Penjajakan skema kedua tersebut dilakukan lantaran produksi DME dari proyek kerja sama dengan PTBA yang mencapai 1,4 juta ton DME per tahun itu belum mencukupi kebutuhan subtitusi LPG seluruhnya.

Hasto memaparkan bahwa konsumsi LPG nasional saat ini sekitar 8 juta MT per tahun, sementara produksi dalam negeri hanya sebesar 1,8 juta MT per tahun. Sebesar 75 persen kebutuhan LPG dalam negeri dipenuhi melalui impor.

Untuk menyubtitusi impor LPG tersebut, selain mengandalkan produksi DME dari proyek PTBA juga diperlukan tambahan lagi produksi DME sekitar 5 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper