Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Minta Kemendag Tuntaskan Perundingan Dagang dengan Negara Potensial

Presiden Joko Widodo mengaku Indonesia memerlukan pasar baru di tengah pandemi Covid-19 untuk mendongkrak kinerja ekspor.
Presiden Joko Widodo menghadiri acara Kompas100 CEO Forum Tahun 2021 secara virtual pada Kamis, 21 Januari 2021 dari Istana Negara, Jakarta - Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo menghadiri acara Kompas100 CEO Forum Tahun 2021 secara virtual pada Kamis, 21 Januari 2021 dari Istana Negara, Jakarta - Biro Pers Sekretariat Presiden

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo memerintahkan Kementerian Perdagangan menyelesaikan perundingan dengan negara-negara potensial. Selain itu, kementerian terkait diminta untuk memaksimalkan perjanjian dagang yang telah disepakati dengan sejumlah negara.

“Percepat penyelesaian perundingan dengan negara-negara potensial ini adalah agenda prioritas,” katanya saat membuka Raker Kementerian Perdagangan di Istana Negara, Kamis (4/3/2021).

Dia mengaku perlu pasar baru di tengah pandemi Covid-19 untuk mendongkrak kinerja ekspor. Salah satu perjanjian dagang yang telah dirampungkan adalah Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

Jokowi juga memerintahkan Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi untuk menyelesaikan perjanjian dagang dengan Uni Eropa. Selain itu, negara-negara yang belum memiliki perjanjian dagang dengan Indonesia perlu dilakukan kesepakatan bilateral di bidang perdagangan.

“Implementasi 23 perjanjian perdagangan bilateral regional yang sudah ditandatangani juga harus benar-benar dimanfaatkan oleh para pelaku usaha,” tuturnya.

Dia mencontohkan IA-CEPA yang telah diselesaikan kedua negara. Pelaku usaha diminta memanfaatkan dan melihat peluang dagang dari setiap perjanjian. Presiden menuturkan bahwa salah satu industri yang dapat memanfaatkan kesepakatan itu adalah sektor otomotif.

Upaya ini juga diyakini akan membuka peluang meningkatkan nilai ekspor dan diversifikasi produk dalam negeri kepada negara mitra dagang. Beberapa industri lainnya seperti elektronik, kimia, farmasi serta makanan dan minuman juga mesti diberikan stimulus dan fasilitas ekspor tertentu.

“Harus ada insentifnya untuk memperluas pasar terutama ke negara-negara non tradisional dengan memanfaatkan kerja sama perdagangan dan mengopitmalkan kinerja perwakilan perdagangan kita di luar negeri. Kita punya atase perdagangan, kita punya ITPC, semuanya harus bergerak,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper