Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alamak! Kemacetan Lalu Lintas Kargo Global Bisa Berlangsung hingga 2022

Di sisi lain, permintaan kuat terhadap pengiriman barang diperkirakan akan cukup kuat sepanjang tahun ini dan berlanjut hingga 2022.
Ilustrasi kapal kontainer/ Bloomberg
Ilustrasi kapal kontainer/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Kemacetan lalu lintas kargo di darat, laut, dan koridor udara dunia dapat dengan mudah berlanjut hingga tahun depan, sehingga berisiko meningkatkan biaya pengiriman.

“Pasar angkutan domestik sangat terpukul dan pasar angkutan udara dan laut global memiliki sejumlah kendala yang luar biasa di sekitarnya,” kata Bob Biesterfeld, Kepala Eksekutif C.H. Robinson Worldwide Inc, dilansir oleh Bloomberg, Rabu (3/3/2021).

Dia melanjutkan, permintaan kuat terhadap pengiriman barang akan cukup kuat sepanjang tahun ini dan berlanjut hingga 2022.

Hal itu menjanjikan peluang bagi pengemudi truk, perusahaan angkutan udara, dan jalur pelayaran maritim. Namun, bagi peritel, produsen, dan siapa pun yang membayar untuk mengirimkan barang ke seluruh dunia, kondisi ini berarti pukulan terhadap margin operasi.

Sebagai broker yang membuat kontrak dengan operator atas nama pelanggan pengiriman, C.H. Robinson bisa tertekan ketika kontrak jangka panjang tidak mengimbangi biaya spot tetapi menyesuaikan saat kontrak baru dinegosiasikan.

Perusahaan yang berbasis di Eden Prairie, Minnesota itu memproyeksikan margin operasi yang disesuaikan sebesar 40 persen untuk unit Transportasi Permukaan Amerika Utara tahun ini, meningkat dari sekitar 33 persen tahun lalu.

Biesterfeld dalam sebuah wawancara mengatakan kontrak tahunan untuk angkutan truk jarak jauh mungkin akan naik dalam persentase rendah dua digit tahun ini, didorong oleh tarif spot yang melonjak 35 persen dari tahun lalu. Harga angkutan udara juga naik hampir dua kali lipat dari tahun lalu.

Tarif maritim telah melonjak paling tinggi. Biaya pengiriman peti kemas berukuran 40 kaki dari Hong Kong ke Los Angeles hampir empat kali lipat pada tahun lalu, kata analis Bloomberg Intelligence Lee Klaskow, berdasarkan data dari perusahaan riset Drewry.

Krisis berkembang ketika orang-orang yang dilarang oleh pandemi Covid-19 pergi ke bioskop, konser, dan restoran menghabiskan uang mereka untuk membeli tepung dan treadmill sebagai gantinya. Efeknya diperbesar di negara-negara di mana warganya menerima bantuan pemerintah.

Kekurangan truk dan pengemudi, dalam beberapa kasus karena meningkatnya tunjangan pengangguran, berkontribusi pada kemacetan rantai pasokan. Begitu pula dengan pengurangan dalam penerbangan maskapai, yang biasanya membawa beberapa barang.

Analis JPMorgan Chase & Co Brian Ossenbeck dalam sebuah catatan mengatakan Pelabuhan Los Angeles yang tersibuk di Amerika Serikat (AS), beroperasi di atas kapasitas penuh di pasar normal

“Tidak ada cara cepat untuk pulih di sana,” kata Biesterfeld.

Tidak ada kapal tambahan untuk dikerahkan. Pelanggan yang biasanya dapat memesan kontainer beberapa hari sebelum pengiriman sekarang harus bergerak beberapa minggu sebelumnya. Beberapa perusahaan yang putus asa beralih ke angkutan udara yang lebih mahal.

"Kami menjalankan charter mingguan hari ini dari UE [Uni Eropa] ke AS dan dari Shanghai ke AS, hanya untuk mengikuti permintaan tambahan yang datang dari pelanggan kami," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper