Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jumlah Penumpang Turun, Peluang Benahi Sistem Transpotasi

Penurunan jumlah penumpang angkutan umum dinilai menjadi peluang pemerintah membenahi sistem transportasi.
Sejumlah calon penumpang KRL Commuter Line memasuki gerbang tiket elektronik di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Senin (14/9/2020). Hari pertama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Total di wilayah Jakarta, suasana penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Bogor terlihat lengang serta kapasitas pengguna hanya 50 persen dengan membatasi setiap gerbongnya hanya dapat diisi 74 penumpang. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Sejumlah calon penumpang KRL Commuter Line memasuki gerbang tiket elektronik di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Senin (14/9/2020). Hari pertama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Total di wilayah Jakarta, suasana penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Bogor terlihat lengang serta kapasitas pengguna hanya 50 persen dengan membatasi setiap gerbongnya hanya dapat diisi 74 penumpang. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menilai terjadinya penurunan penumpang angkutan umum baik darat, laut, udara, dan kereta api karena adanya pembatasan mobilitas masyarakat menjadi kesempatan yang baik untuk menata sistem transportasi logistik.

Ketua Forum Transportasi Laut MTI Leny Maryouri mengatakan situasi dengan adanya penurunan pergerakan penumpang menyebabkan terjadinya pengurangan kemacetan kota, sehingga arus lalu lintas dapat lebih lancar dibandingkan situasi normal.

"[Kondisi ini] menjadi hal yang sangat baik untuk menata kembali sistem transportasi logistik. Peningkatan angkutan transportasi barang dan logistik bisa dipengaruhi karena kondisi transportasi saat ini yang arus lalu lintasnya lebih lancar," katanya kepada Bisnis.com, Selasa (2/3/2021).

Dia menilai, adanya penurunan penumpang di masa pandemi terutama dengan diberlakukannya pembatasan pergerakan masyarakat di semua moda transportasi merupakan hal yang wajar. Apalagi di sisi lain, kondisi ini menyebabkan peningkatan pada transportasi barang yang mampu menggerakan ekonomi lokal, regional dan nasional.

"Di situasi saat ini, alur transportasi barang dari daerah produsen barang, pertanian, pabrik ke konsumen bisa di struktur lagi. Daerah logistik hubs, pelabuhan, transportasi ke pusat distribusi dan transportasi ke pasar retailer, semua alur sistem logistik bisa di tata ulang untuk transportasi barang dari supplier dan demand dengan effisien, sehingga akan tercipta sistem logistik yang sustainable," jelasnya.

Pernyataan Leny ini sejalan dengan data Badan Pusat Stastistik (BPS) yang menunjukkan bahwa terjadi penurunan penumpang pada moda angkutan umum baik laut, darat, udara, bahkan kereta api.

Namun Kepala BPS Suhariyanto mengatakan untuk sektor transportasi laut, penurunan penumpang yang terjadi tidak sedalam sektor udara dan kereta api. Pada Januari 2021 jumlah penumpang angkutan laut turun sebesar 4,05 persen dibandingkan Desember 2020 (month to month/m-t-m) atau hanya 1,26 juta orang.

Pada saat yang sama, terjadi kenaikan kinerja angkutan kapal barang sebesar 2,28 persen atau 25,71 ton dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/y-o-y).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmi Yati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper