Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jumlah Penumpang KA Turun, KRL Jabodetabek Sumbang 80 Persen

BPS mencatat penurunan jumlah penumpang moda KA sebagian besar atau 80 persen berasal dari KRL Jabodetabek.
Sejumlah calon penumpang KRL Commuter Line memasuki gerbang tiket elektronik di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Senin (14/9/2020). Hari pertama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Total di wilayah Jakarta, suasana penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Bogor terlihat lengang serta kapasitas pengguna hanya 50 persen dengan membatasi setiap gerbongnya hanya dapat diisi 74 penumpang. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Sejumlah calon penumpang KRL Commuter Line memasuki gerbang tiket elektronik di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Senin (14/9/2020). Hari pertama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Total di wilayah Jakarta, suasana penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Bogor terlihat lengang serta kapasitas pengguna hanya 50 persen dengan membatasi setiap gerbongnya hanya dapat diisi 74 penumpang. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

Bisnis.com, JAKARTA - Realisasi jumlah penumpang kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek dinilai menjadi penyumbang terbesar dari penurunan jumlah penumpang moda angkutan kereta api sepanjang Januari 2021.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan pada Januari 2021 jumlah penumpang KA hanya sebesar 11,9 juta orang atau turun 65,13 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya (year on year/y-o-y).

"Penurunan jumlah penumpang kereta api ini terjadi baik karena adanya penurunan penumpang untuk KRL Jabodetabek maupun untuk Kereta Api Jarak Jauh karena pasca liburan Nataru [Natal dan Tahun Baru]," katanya, Senin (1/3/2021).

Dia menjelaskan, dari tren penurunan tersebut, penurunan jumlah penumpang KRL Jabodetabek cukup signifikan lantaran adanya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Adapun, PPKM mulai diterapkan pemerintah sejak 11 Januari 2021 hingga sekarang masih terus berlanjut menjadi PPKM berbasis Mikro.

"Jadi selama PPKM kemarin, penumpang KRL juga mengalami penurunan yang cukup signifikan di mana penumpang KRL menyumbang 80 persen terhadap total [jumlah penurunan] kereta penumpang," ujarnya.

Sementara untuk kereta angkutan barang, Suhariyanto mengatakan juga terjadi penurunan sebesar 8,61 persen bila dibandingkan Desember 2020 (month to month/m-t-m). Hal itu dikarenakan adanya penurunan angkutan peti kemas di wilayah Jawa dan angkutan batu bara di wilayah Selatan.

"Sementara untuk year on year [dibandingkan 2020], juga mengalami penurunan sebesar 12,2 persen," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmi Yati

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper