Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Calon Kepala Perdagangan AS Sebut China Musuh dan Mitra

Tanpa membahas secara spesifik bagaimana dia akan menangani tarif, larangan ekspor, dan masalah utama lainnya, calon Calon Kepala Perdagangan Amerika Serikat Katherine Tai yang merupakan pilihan Presiden Joe Biden, mengaku paham mengenai peluang dan batasan pada perangkat yang dimiliki AS.
Presiden AS Joe Biden di tangga pesawat kepresidenan AS, Jumat (12/2/2021)./Antara/Reuters-Joshua Roberts\r\n
Presiden AS Joe Biden di tangga pesawat kepresidenan AS, Jumat (12/2/2021)./Antara/Reuters-Joshua Roberts\r\n

Bisnis.com, JAKARTA - Calon Kepala Perdagangan Amerika Serikat Katherine Tai memulai pendekatan pragmatis terhadap China dengan mengatakan negara itu adalah saingan sekaligus mitra yang kerja samanya dibutuhkan untuk mengatasi tantangan global.

Tanpa membahas secara spesifik bagaimana dia akan menangani tarif, larangan ekspor, dan masalah utama lainnya, calon pilihan Presiden Joe Biden itu mengaku paham mengenai peluang dan batasan pada perangkat yang dimiliki AS.

"Kita harus berkomitmen kembali untuk bekerja tanpa henti untuk mempromosikan dan mempertahankan nilai-nilai kita bersama tentang kebebasan, demokrasi, kebenaran, dan peluang dalam masyarakat yang adil," kata Tai dalam teks sambutan yang akan dibacakannya di depan Senat hari ini, dilansir Bloomberg, Kamis (25/2/2021).

Komentar tersebut menggambarkan bagaimana Tai akan mengejar garis keras dalam negosiasi AS-China sementara juga menunjukkan gaya yang lebih metodis dan praktis untuk menjauhkan pemerintahan Biden dari kekacauan yang menentukan agenda perdagangan tim Trump.

Tai, yang pencalonannya membutuhkan persetujuan Senat, diharapkan memainkan peran kunci dalam menetapkan dan menerapkan kebijakan perdagangan Biden, yang mereka berdua janjikan untuk fokus pada pekerja dan kelas menengah.

Meskipun Tai memiliki reputasi sebagai seorang Demokrat yang progresif, dia dihormati oleh anggota kedua partai, yang memuji kemampuannya untuk menemukan titik temu dalam hal-hal sulit seperti yang melibatkan bisnis dan perburuhan.

Tai, dalam sambutannya, memuji pengalamannya sendiri sebagai penasihat utama untuk penegakan China selama tiga tahun di Perwakilan Perdagangan AS (USTR). Dia mengaku tahu secara langsung pentingnya meminta pertanggungjawaban negara atas praktik perdagangan yang tidak adil, tetapi juga ketangkasan yang diperlukan dalam kebijakan AS.

Tai mengatakan bahwa AS perlu memprioritaskan investasi di dalam negeri pada SDM dan infrastruktur untuk meningkatkan daya saing. Pada saat yang sama juga menegakkan aturan perdagangan global dengan penuh semangat.

Tai menghabiskan empat tahun terakhir sebagai penasihat utama Demokrat di Ways & Means Committee DPR AS yang bertanggung jawab untuk perdagangan. Dia adalah tokoh kunci dalam negosiasi dengan pemerintahan Trump dan Ketua DPR Nancy Pelosi tentang Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara yang telah diubah, disahkan DPR dan Senat dengan mayoritas bipartisan yang luar biasa dan ditandatangani oleh Trump tahun lalu.

Di antara tantangan perdagangan yang dihadapi pemerintahan Biden adalah memutuskan apa yang harus dilakukan dengan fase satu yang ditandatangani Presiden Donald Trump dengan China pada awal 2020 dan tarif lebih dari US$350 miliar yang masih berlaku.

Biden telah berjanji untuk bekerja dengan sekutu untuk menghadapi China daripada mengadangnya sendirian seperti yang dilakukan Trump.

Dia kemungkinan akan menghadapi pertanyaan dari para senator tentang pendekatan Biden terhadap tarif barang-barang China, yang menurut pemerintahannya tidak akan berubah sebelum peninjauan kebijakan perdagangan selesai.

Topik lain mencakup perdagangan dengan Uni Eropa, kebijakan terhadap Organisasi Perdagangan Dunia, dan larangan administrasi Trump terhadap perusahaan Amerika yang mengekspor ke perusahaan China termasuk raksasa peralatan telekomunikasi Huawei Technologies Co.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper