Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wijaya Karya (WIKA) Kaji Dampak Penurunan Suku Bunga Acuan BI

WIKA akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap II Tahun 2021 akan diterbitkan dengan jumlah pokok Rp2,5 triliun.
GEDUNG BUMN WIJAYA KARYA. Bisnis/Arief Hermawan P
GEDUNG BUMN WIJAYA KARYA. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. masih mengkaji dampak penurunan suku bunga acuan pada strategi pendanaan perseroan tahun ini. 

Corporate Secretary Wijaya Karya (WIKA) Mahendra Vijaya mengatakan pihaknya telah memiliki strategi pendanaan sepanjang tahun ini. Menurutnya, sebagian sumber pendanaan tersebut adalah pembayaran proyek berjalan, obligasi, dan sukuk. 

"Kami ada pendanaan dari perbankan. Terkait dampak [penurunan suku bunga acuan ke level 3,5 persen], kami menyambut baik. Namun, seberapa jauh dampaknya, masih kami kaji saat ini,"  katanya kepada Bisnis, Selasa (23/2/2021). 

Mahendra menyampaikan bahwa semua sumber pendanaan perseroan akan dilakukan secara prinsip berkelanjutan. Walakin, lanjutnya, setiap sumber pendanaan memiliki karakter yang berbeda-beda. 

Dia mengatakan bahwa perseroan akan memilih sumber pendanaan sesuai dengan kebutuhan operasi dan belanja modal yang ada. 

WIKA akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap II Tahun 2021 akan diterbitkan dengan jumlah pokok Rp2,5 triliun. Dalam waktu bersamaan, perseroan juga menerbitkan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap II Tahun 2020 dengan pokok Rp500 miliar.

Kupon untuk tenor paling pendek 3 tahun mencapai 8,5 persen. Sementara itu,  kupon untuk tenor 5 tahun ditawarkan sebesar 9,10 persen dan tenor paling panjang 7 tahun sebesar 9,75 persen.

Adapun, kupon yang ditawarkan itu jauh di atas suku bunga acuan Bank Indonesia saat ini sebesar 3,75 persen.

Di samping itu, Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 225 basis poin sejak Juni 2019 hingga ke level terendah menjadi 3,5 persen.

Selain itu, BI juga merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2021 menjadi 4,3 hingga 5,3 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper