Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banjir Jabodetabek, ALFI Tunggu Laporan Kerugian Logistik

ALFI menunggu laporan kerugian akibat banjir akhir pekan lalu dari perusahaan logistik.
Kendaraan logistik keluar dari Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (20/2/2020). Bisnis/Paulus Tandi Bone
Kendaraan logistik keluar dari Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (20/2/2020). Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Asosisasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menunggu laporan dari perusahaan logistik yang terdampak banjir Jabodetabek dalam beberapa hari terakhir.

Pasalnya, Ketua Umum DPP ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan hingga saat ini belum bisa menghitung secara pasti berapa kerugian yang dialami para pengusaha tersebut.

"Sampai saat ini, pihak DPP ALFI belum dapat menghitung secara pasti berapa kerugian perusahaan logistik akibat banjir di wilayah Jabodetabek karena masih menunggu laporan dari perusahaan yang terkena banjir pada akhir pekan lalu," katanya, Selasa (23/2/2021).

Yukki menyebut banjir yang melanda beberapa wilayah di Jabodetabek berdampak besar terhadap operasional pengiriman barang. Menurutnya, banyak truk yang terjebak di jalan tol Cipali yang longsor dan jalur kereta api di Lemah Abang, Kabupaten Bekasi yang putus akibat banjir pada 20 Februari 2021.

Selain itu, kata dia, pengiriman barang sebagian juga terhambat karena kawasan pergudangan di Jakarta Barat dan beberapa akses jalan menuju bandara yang turut terdampak banjir.

"Banjir tidak hanya terjadi di jalan-jalan utama di wilayah Jabodetabek, tapi sejumlah kawasan industri di Bekasi juga terendam banjir, sejumlah pool truk juga terendam banjir, sehingga sekitar dua hari kegiatan pengiriman terhenti,” ujarnya.

Padahal, dia memerinci lalu lintas truk untuk pengiriman barang dengan petikemas melalui Pelabuhan Tanjung Priok rata-rata 16.500 kg per hari. Demikian juga pengiriman barang melalui Bandar Udara Soekarno-Hatta, yang rata-rata satu hari mencapai 2.465.753 kg. Sementara untuk pengiriman melalui kereta api relatif lebih sedikit, yakni rata-rata sekitar 400 TEUs.

"Kegiatan logistik tidak dapat beroperasi secara normal di situasi banjir. Banjir juga menyulitkan para pelaku logistik bahkan melumpuhkan beberapa kegiatan usahanya," tutur Yukki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmi Yati

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper