Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akselerasi Logistik, Pemerintah Petakan Pelabuhan dan Jaringan Pelayaran

Pemetaan jenis pelabuhan sesuai dengan karakteristik dan sensitivitasnya di setiap wilayah akan menjadi salah satu strategi utama pemerintah meningkatkan kinerja logistik.
PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) mengelola 43 pelabuhan umum di tujuh provinsi Indonesia, yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. /Pelindo III
PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) mengelola 43 pelabuhan umum di tujuh provinsi Indonesia, yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. /Pelindo III

Bisnis.com, JAKARTA – Pemetaan jenis pelabuhan sesuai dengan karakteristik dan sensitivitasnya di setiap wilayah akan menjadi salah satu strategi utama pemerintah meningkatkan kinerja logistik.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Capt. Antoni Arif Priadi mengatakan bahwa sebagai negara kepulauan memang perlu meninjau kembali profil pelabuhan, dermaga, dan karakter lainnya per provinsi.

Menurutnya, banyak pemikiran keliru bahwa di wilayah timur Indonesia itu jenis kapalnya masih berukuran kecil, tetapi tidak ada yang memahami bahwa kedalaman lautnya itu sangat terbatas.

Oleh karena itu masalah logistik menjadi kompleks, dan tidak serta merta dapat diselesaikan dengan mengirim kapal-kapal berukuran besar karena kapal bisa kandas terlebih dulu sebelum masuk ke pelabuhan. Imbasnya, logistik pun terhambat.

“Logistik juga. Kami sedang melakukan pemetaan. Jumlah pelabuhan saat ini terlalu yang banyak kami memetakan profil wilayah pelabuhan per provinsi ini penting. Logistik ini tergantung pelabuhan. Enggak ada pelabuhan, enggak ada logistik yang masuk,” ujarnya dalam diskusi virtual, Kamis (18/2/2021).

Selain itu, pemerintah juga akan memetakan jaringan linear eksisting dengan perusahaan pelayaran untuk dikoneksikan dengan tol laut sehingga terciptanya kemitraan swasta dengan tol laut. Di luar itu, memang terdapat upaya besar untuk terus menyosialisasikan program tol laut serta promosi dengan kementerian atau lembaga lainnya.

Antoni menyebutkan pendanaan jalur logistik lewat tol laut senilai Rp350 miliar per tahun dengan jangkauan ratusan ribu km. Masih jauh berbeda dengan jalan tol yang membutuhkan pendanaan Rp20 m per km atau pembangunan rel kereta api senilai Rp30 miliar per km.

“Perbandingan dengan ratusan ribu km yang disambungkan sangat kecil. Memang nggak bisa apple to apple jadi ratusan ribu km itu hanya bisa disambungkan dengan jalur laut,” tekannya.

Dia juga melihat kinerja logistik berdasarkan Logistik Performance Index (LPI) belum disandingkan dengan sejumlah indeks lainnya untuk dipelajari lebih jauh. Berdasarkan LPI, Indonesia, masih duduk di peringkat 46 dan masih kalah dibandingkan dengan Vietnam di posisi 42.

Indeks tersebut masih harus didalami dengan indeks disparitas harga, Indeks pembangunan manusia di daerah pembangunan ekonomi dan kesejahteraan yang dilalui tol laut, termasuk Indeks kinerja konektivitas dan indeks logistik.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perhubungan Laut pada tahun ini pemerintah menetapkan sebanyak 30 trayek logistik tol laut dengan 30 kapal dan sebanyak 103 pelabuhan singgah. Proyek ini akan melintasi 70 Kabupaten/Kota serta 20 provinsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper