Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vaksin Belum Diimpor, Pelaksanaan Vaksinasi Gotong Royong Tak Jelas

Sebelumnya, regulasi program vaksinasi gotong royong diperkirakan rampung akhir Februari 2021.
Petugas mendata sejumlah tenaga kesehatan (nakes) usai vaksinasi massal di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Jakarta, Minggu (31/1/2021)./Antararnrn
Petugas mendata sejumlah tenaga kesehatan (nakes) usai vaksinasi massal di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Jakarta, Minggu (31/1/2021)./Antararnrn

Bisnis.com, JAKARTA – Importasi vaksin untuk program vaksinasi Gotong Royong belum dapat dipastikan waktu pelaksanaannya.

PT Bio Farma sebagai importir tunggal yang ditunjuk oleh pemerintah sejauh ini belum mengimpor vaksin untuk program tersebut. 

Juru Bicara dan Sekrataris Perusahaan PT Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan importasi vaksin belum berlangsung dan perusahaan masih menunggu regulasi pelaksanaan program tersebut rampung dikerjakan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Pemerintah saat ini sedang menyusun kebijakan dan tata laksana vaksinasi gotong royong. Jadi, kami masih menunggu regulasinya dulu," ujar Bambang kepada Bisnis, Selasa (16/2/2021).

Menurutnya, pemerintah saat ini tetap fokus dan memprioritaskan program vaksinasi nasional yang sedang berlangsung. Pemerintah, lanjutnya, baru mengamankan kuota vaksin untuk program vaksinasi nasional yang akan dibagikan secara gratis.

Dengan demikian, perkiraan bahwa regulasi program vaksinasi gotong royong rampung akhir Februari 2021 berpotensi besar tidak terealisasi.

Sebelumnya, diperkirakan kebijakan mengenai pelaksanaan program vaksinasi gotong royong diperkirakan rampung dikerjakan pemerintah pada pekan ketiga Februari 2021.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Roeslani mengatakan pendataan yang dilakukan Kadin harus rampung selambat-lambatnya akhir Februari 2021.

Dia berharap program vaksinasi gotong royong bisa mulai dilaksanakan pada Maret 2021 dengan catatan semua vaksin yang digunakan akan menunggu izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Untuk program tersebut, diperlukan sekitar 60 juta dosis vaksin Covid-19 untuk memenuhi kebutuhan program tersebut dengan perkiraan harga yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk setiap karyawan kurang dari Rp1 juta.

Adapun, jumlah yang akan divaksinasi sekitar 25-30 juta orang dengan total vaksin yang akan diimpor sekitar 60 juta dosis. 

#satgasCovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper