Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Jepang Terkerek Kuartal IV/2020, Kontraksi Terpangkas

Pada kuartal terakhir tahun lalu, produk domestik bruto Jepang tumbuh 12,7 persen secara tahunan.  Ekspansi kuartal keempat membantu ekonomi bertahan dari tahun pandemi dengan kontraksi 4,8 persen, lebih baik dari perkiraan para ekonom yakni -5,7 persen.
Ilustrasi - Tenaga kerja di Jepang/Bloomberg
Ilustrasi - Tenaga kerja di Jepang/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi Jepang mencatatkan pertumbuhan dua digit pada kuartal IV/2020, karena lonjakan ekspor, bisnis yang diinvestasikan dan stimulus pemerintah yang memicu belanja konsumen.

Pada kuartal terakhir tahun lalu, produk domestik bruto Jepang tumbuh 12,7 persen secara tahunan.  Ekspansi kuartal keempat membantu ekonomi bertahan dari tahun pandemi dengan kontraksi 4,8 persen, lebih baik dari perkiraan para ekonom yakni -5,7 persen.

Di tengah kondisi pandemi yang tampaknya mendorong ekonomi kembali ke dalam kontraksi kuartal I/2021, kinerja yang kuat pada akhir 2020 menunjukkan pemulihan dapat kembali ke pijakan yang relatif kokoh setelah negara itu mengakhiri keadaan darurat yang kini mencakup Tokyo dan kota-kota besar Jepang lainnya.

"Ketahanan yang terlihat dalam konsumsi, ekspor, dan investasi akan menempatkan ekonomi pada posisi yang lebih baik untuk rebound di kuartal kedua [2021] setelah langkah-langkah penahanan virus ditarik kembali," kata Yuki Masujima, ekonom Bloomberg, dilansir Senin (15/2/2021).

Peningkatan perdagangan terutama dengan China dan keuntungan dalam pengeluaran rumah tangga terus meningkatkan pertumbuhan, juga didukung bisnis yang meningkatkan investasi. Hal itu membantu mendorong ekspansi yang lebih cepat dari perkiraan dan mungkin merupakan sinyal bahwa perusahaan Jepang kini memiliki prospek yang lebih baik ke depan.

“Sepertinya pengeluaran bisnis akhirnya ditarik sebagai akibat dari pemulihan ekspor,” kata ekonom Hiroaki Muto dari Sumitomo Life Insurance Co.

Berapa lama keadaan darurat berlangsung merupakan faktor kunci untuk prospek kelanjutan pemulihan. Adapun, jumlah kasus yang menurun menawarkan harapan bahwa pembatasan dapat dicabut di beberapa daerah sebelum 7 Maret 2021.

Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengatakan Jepang akan mulai memberikan suntikan kepada petugas medis minggu ini menggunakan vaksin dari Pfizer Inc., yang pertama tiba di Jepang akhir pekan lalu.

"PDB menunjukkan ekonomi dapat pulih jika virus tidak mengganggu banyak hal,” kata Yoshimasa Maruyama, kepala ekonom pasar di SMBC Nikko Securities Inc.

Dia melanjutkan, pandemi tidak merusak rantai pasokan atau kapasitas produksi seperti gempa bumi dan banyak rumah tangga yang siap untuk dibelanjakan mengingat tingkat pengangguran yang rendah.

Pengeluaran pemerintah, dukungan pinjaman Bank of Japan, dan budaya perusahaan dan karyawan yang secara tradisional menempatkan keamanan kerja di atas upah tinggi telah membantu menahan pengangguran di angka 2,9 persen, sebagian kecil dari tingkat di AS dan sebagian Eropa.

Laporan Kantor Kabinet juga menyatakan pada basis kuartal ke kuartal PDB naik 3 persen dari kuartal sebelumnya, konsumsi swasta terkerek 2,2 persen dari kuartal sebelumnya, dan investasi bisnis naik 4,5 persen.

Sementara itu, ekspor bersih barang dan jasa memberikan kontribusi 1 poin persentase terhadap pertumbuhan PDB nontahunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper