Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Volume Ekspor Turun, Gapki: CPO Sumbang Surplus Dagang Utama

Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia (Gapki) mencatat volume ekspor CPO mengalami penurunan pada 2020, tetapi mampu menjadi penyumbang surplus dagang utama.
Sawit
Sawit

Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia (Gapki) mengemukakan bahwa komoditas minyak sawit mentah (CPO) beserta turunannya masih menjadi penyumbang surplus dagang utama meski volume ekspor produk tersebut mengalami penurunan selama 2020 akibat pandemi.

Ketua Umum Gapki Joko Supriyono mencatat nilai ekspor CPO dan turunannya pada 2020 mencapai US$22,97 miliar pada 2020, sementara surplus nonmigas secara total senilai US$27,67 miliar. Jika diakumulasi dengan defisit migas sebesar US$5,95 miliar, tahun lalu Indonesia membukukan surplus US$21,72 miliar.

“Yang menarik surplus sepanjang 2020 itu sumbangan dari sawit US$22,9 miliar. Jadi kalau tidak ada sawit kira-kira kita defisit dagang. Surplus karena penurunan impor itu hal yang lain, namun bisa dilihat sawit punya peran penting dan penyumbang dominan dalam neraca dagang,” kata Joko dalam konferensi pers virtual, Kamis (4/2/2021).

Nilai ekspor sawit sendiri mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan capaian pada 2019 sebesar US$20,22 miliar. Namun dari segi volume, terjadi koreksi sekitar 9,04 persen dari 34,38 juta ton pada 2019 menjadi 34,0 juta ton pada 2020.

“Volume ekspor turun bisa dimaklumi karena pasar global mengalami distraksi. Ada pelemahan demand dan hampir semua destinasi utama lockdown mulai dari China, India, dan Eropa,” lanjutnya.

Pemulihan yang mulai terlihat pada semester kedua 2020 pun disebut Joko belum cukup mendorong kinerja ekspor meski dari segi harga terdapat perbaikan. Dia mencatat hampir semua destinasi utama yang menjadi pasar untuk 80 persen ekspor Indonesia mengalami penurunan. Hanya Pakistan dan India yang membukukan kenaikan yakni masing-masing 275.700 ton dan 111.700 ton.

“Dari beberapa produk turunan, yang naik ekspornya hanya oleokimia yang naik mencapai 20 persen. Saya perkirakan karena ada kenaikan permintaan disinfektan dan produk pembersih selama pandemi,” ujarnya.

Data Gapki menunjukkan ekspor produk minyak sawit turun dari 31,13 juta ton menjadi 28,27 juta ton, laurik turun dari 1,92 juta ton menjadi 1,83 juta ton pada 2020, dan biodiesel turun dari 1,1 juta ton menjadi 30.000 ton. Sementara volume ekspor oleokimia naik dari 3,22 juta ton menjadi 3,87 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper