Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PT Garam Antisipasi Dampak La Nina

PT Garam mengantisipasi adanya peningkatan curah hujan sebagai dampak La Nina yang akan mengurangi masa panen secara signifikan.
Pekerja tampak beraktivitas di sentra produksi PT Garam (Persero) /Dok. PT Garam
Pekerja tampak beraktivitas di sentra produksi PT Garam (Persero) /Dok. PT Garam

Bisnis.com, JAKARTA — PT Garam mengantisipasi adanya peningkatan curah hujan sebagai dampak La Nina yang akan mengurangi masa panen secara signifikan.

Direktur Utama PT Garam Achmad Ardianto mengatakan pada Januari 2021 perseroan pun belum menerima tambahan serapan garam rakyat karena fokus untuk menjual hasil serapan garam rakyat sebelumnya.

Saat ini, perseroan masih fokus menjual stok garam produksi 2020 yang ada di gudang sekitar 300.000 ton termasuk garam rakyat 150.000 ton.

"Produksi garam baru dilakukan saat kemarau akhir mei atau awal Juni 2021. Kendala tahun ini kita antisipasi bila terjadi La nina sehingga jumlah panen berkurang dari normalnya 17 kali panen bisa menjadi kurang dari separuhnya," katanya kepada Bisnis, Rabu (3/2/2021).

Sementara itu, Ardianto melaporkan serapan dari industri belum terasa. Menurutnya untuk garam industri, selama import untuk industri CAP memang masih perlu didukung. Namun, yang perlu diselaraskan dengan penyerapan garam lokal adalah kebutuhan industri pangan.

Ardianto menyebut tanpa keseimbangan penyerapan garam lokal untuk industri aneka pangan maka 200.000 petani di ladang garam bakal kehilangan penghasilan.

"Sementara garam lokal terlepas dari kualitasnya, masih bisa diolah dipabrik untuk menjadi garam halus kebutuhan industri makanan dan minuman," kata Ardianto.

Dia pun menambahkan saat ini harga garam rakyat masih jatuh. Padahal tahun ini, lanjutnya, merupakan tahun yang dipenuhi harapan dari petani garam. Sayangnya, sampai Januari ini belum terlihat isyarat peningkatan penyerapan garam rakyat.

Ardianto mencatat kapasitas produksi PT Garam mencapai 500.000 ton per tahun.

Secara industri Ketua Umum Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia (AIPGI) Tony Tanduk mengatakan pasokan garam di gudang industri saat ini bisa dijadikan stok hingga Maret 2021.

AIPGI pun mencatat kapasitas produksi industri aneka pangan biasanya meningkat sekitar 30 persen selama tiga bulan sebelum bulan Ramadhan.

"Kalau impor silakan tanya ke Kementerian Perindustrian. Kami masih cukup untuk dua bulan, cuma perlu pengamanan untuk bulan Puasa dan kelancaran ekspor aneka pangan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper