Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Realisasi Anggaran Ditjen Hubdat Tembus 97,95 Persen pada 2020

Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub menuturkan realiasi anggaran mencapai 95,47 persen, melebihi realisasi tahun anggaran 2019, yakni 95,47 persen.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Kemenhub, Budi Setiyadi saat ditemui wartawan di Kantor Kemenhub, Jakarta, Senin (10/6/2019)./Bisnis-Rinaldi Muhammad Azka
Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Kemenhub, Budi Setiyadi saat ditemui wartawan di Kantor Kemenhub, Jakarta, Senin (10/6/2019)./Bisnis-Rinaldi Muhammad Azka

Bisnis.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub merealisasikan penyerapan anggaran sebesar 97,95 persen pada 2020. Pencapaian ini melebihi tahun sebelumnya yang mencapai 95,47 persen.

Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR RI di Senayan, Kamis (28/1/2021).

"Dapat kami laporkan di tengah pandemi Covid-19, kami tetap berupaya untuk melakukan tugas dan fungsi kami sehingga realisasi penyerapan Dirjen Perhubungan Darat tahun anggaran 2020 dapat mencapai 97,95 persen melebihi realisasi tahun anggaran 2019, yakni 95,47 persen," ujarnya.

Budi menegaskan pada tahun ini unit kerjanya akan terus berupaya meningkatkan kinerja melalui kerja cepat dan terarah, antara lain melalui lelang tidak mengikat yang dimulai sejak November dan Desember 2020.

"Prognosa kami sebesar 95,74 persen di tahun 2021 kita harapkan dapat tercapai," ujarnya.

Seperti diketahui, kata Budi, pada 2020 pagu awal Ditjen Hubdat adalah sebesar Rp5,4 triliun. Sementara di tahun ini, pagu alokasi perhubungan darat naik menjadi 7,6 triliun.

Namun, lanjutnya, tidak dapat dipungkiri bahwa pandemi Covid-19 masih belum selesai dan masih diperlukannya anggaran untuk pengadaan vaksin, dukungan anggaran perlindungan sosial, serta pemulihan ekonomi nasional, sehingga Ditjen Hubdat ikut terimbas adanya refocusing dan realokasi anggaran.

"Terjadi penghematan sebesar Rp1,98 triliun sehingga pagu alokasi dari semula Rp7,6 triliun menjadi Rp5,6 triliun," tutur Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmi Yati

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper