Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Global 2021 Jadi 5,5 Persen

Peluncuran vaksin virus Corona dan lebih banyak stimulus fiskal dinilai akan mengimbangi tantangan langsung yang ditimbulkan oleh pandemi yang bangkit kembali.
Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath. Bloomberg.
Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath. Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA - Dana Moneter Internasional (IMF) menaikkan perkiraannya untuk pertumbuhan global tahun ini menjadi 5,5 persen dari proyeksi sebelumnya 5,2 persen.

Peluncuran vaksin virus Corona dan lebih banyak stimulus fiskal dinilai akan mengimbangi tantangan langsung yang ditimbulkan oleh pandemi yang bangkit kembali.

Sebagian besar peningkatan didorong oleh pemulihan di Amerika Serikat (AS) yang diprediksi akan mencapai tingkat PDB sebelum pandemi pada paruh pertama tahun ini, mengimbangi pemangkasa prediksi untuk kawasan euro dan Inggris. IMF memproyeksikan ekspansi global 4,2 persen pada2022.

“Sekarang [dunia] banyak bergantung pada hasil pertarungan antara virus yang bermutasi dan vaksin untuk mengakhiri pandemi, dan pada kemampuan kebijakan untuk memberikan dukungan yang efektif sampai hal itu terjadi,” kata Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath dalam tulisannya di blog, dilansir Rabu (27/1/2021).

IMF juga menggarisbawahi pandemi memperburuk ketimpangan, dengan hampir 90 juta orang kemungkinan akan jatuh ke dalam kemiskinan ekstrem pada 2020 dan 2021. Ekonomi global kehilangan US$22 triliun dalam output dari 2020-2025 relatif terhadap tingkat yang diproyeksikan sebelum pandemi.

Dana tersebut melihat bank sentral utama akan menahan pengaturan tingkat kebijakan mereka hingga 2022, dengan kondisi keuangan tetap pada tingkat saat ini untuk negara maju dan membaik untuk pasar negara berkembang.

AS menjadi salah satu negara dengam peningkatan terbesar setelah menyetujui rencana bantuan US$ 900 miliar. IMF memperkirakan ekonomi terbesar dunia itu dapat tumbuh 5,1 persen tahun ini, dibandingkan proyeksi 3,1 persen pada bulan Oktober.

Proyeksi tersebut tidak memasukkan proposal Presiden Joe Biden untuk bantuan US$ 1,9 triliun, yang sebelumnya diperkirakan IMF akan menambah 1,25 perse untuk output tahun ini dan 5 persen selama tiga tahun ke depan, kata Gopinath dalam sebuah pengarahan.

Sementara itu Jepang, yang telah mengumumkan stimulusnya lebih dari US$ 700 miliar, juga mengalami revisi kenaikan yang signifikan. Dana tersebut kini memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2021 sebesar 3,1 persen dibandingkan dengan 2,3 persen sebelumnya.

Pandangan optimistis tersebut tampak kontras dengan Eropa, di mana banyak kasus telah mendorong pembatasan baru. Perkiraan pertumbuhan kawasan euro dipotong satu poin persentase penuh, menjadi 4,2 persen. Proyeksi Inggris dipotong hampir satu setengah poin menjadi 4,5 persen.

Secara keseluruhan, negara-negara maju akan mengalami kerugian yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan dengan belahan dunia lain. Hal itu berkat dukungan kebijakan fiskal dan moneter dan sebelumnya, serta akses yang luas terhadap vaksin.

Proyeksi tersebut mengasumsikan ketersediaan vaksin yang luas di negara maju dan beberapa pasar negara berkembang tahun ini dan di sebagian besar negara pada paruh kedua tahun depan. Mereka juga memasukkan kemungkinan penguncian baru sebelum penyuntikkan vaksin tersebar luas, dan jarak sosial berlanjut sampai pandemi mereda.

Namun, para ekonom menghadapi banyak hal yang tidak diketahui, termasuk bagaimana pembatasan untuk mengekang infeksi mempengaruhi perekonomian sebelum penyuntikkan yang meluas, bagaimana ekspektasi peluncuran vaksin dan dukungan kebijakan mempengaruhi aktivitas ekonomi, dan perubahan dalam kondisi keuangan dan harga komoditas.

Untuk perdagangan global, IMF melihat volume impor dan ekspor naik 8,1 persen tahun ini, sedikit lebih rendah dari kenaikan 8,3 persen yang terlihat pada Oktober, setelah perkiraan penurunan 9,6 persen tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper