Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Optimistis Ekonomi RI Segera Pulih, Ini Buktinya

Presiden Jokowi mengaku optimistis perekonomian Indonesia bisa segera bangkit dan pulih.
Presiden Joko Widodo menghadiri acara Kompas100 CEO Forum Tahun 2021 secara virtual pada Kamis, 21 Januari 2021 dari Istana Negara, Jakarta - Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo menghadiri acara Kompas100 CEO Forum Tahun 2021 secara virtual pada Kamis, 21 Januari 2021 dari Istana Negara, Jakarta - Biro Pers Sekretariat Presiden

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) semakin optimistis perekonomian Indonesia bisa segera pulih atau kembali ke situasi sebelum pandemi Covid-19.

Pasalnya, dia melihat indeks kepercayaan konsumen sudah berada di angka 92 dan purchasing manager index di angka 51,3 atau hampir mencapai angka normal sebelum pandemi.

“Kemudian di saat-saat ini, juga ada kenaikan harga-harga komoditas. Ini juga akan membantu kita dalam pemulihan ekonomi baik itu yang namanya batu bara, baik yang CPO, baik yang namanya karet, naik semuanya,” kata Jokowi dalam acara 11th Kompas100 CEO Forum, dikutip dari YouTube Harian Kompas, Kamis (21/1/2021).

Walhasil, sambungnya, dalam dalam jangka menengah bahwa new normal ini akan mempengaruhi seluruh pola kehidupan masyarakat dan struktur ekonomi di masa mendatang meski pandemi Covid-19 sudah berhasil dikendalikan.

Kepala Negara menegaskan protokol kesehatan akan tetap diberlakukan di semua sendi kehidupan termasuk dalam kegiatan ekonomi.

“Entah itu makan di restoran pasti nanti ada protokol barunya, naik pesawat, naik transportasi pasti ada protokolnya, kerja di pabrik pasti ada nanti ada protokolnya untuk menjaga kesehatan kita semuanya,” ujarnya.

Lebih lanjut, Jokowi juga menyebutkan beberapa industri yang tetap bertahan di masa pandemi ini seperti industri pangan, farmasi dan rumah sakit, teknologi, jasa keuangan, dan pendidikan.

Untuk industri pangan, dia menggarisbawahi tentang komoditas yang masih mengandalkan impor. Menurutnya, substitusi produk pangan yang masih diimpor tersebut harus segera diselesaikan.

“Urusan gula yang masih impor jutaan padahal kita memiliki lahan, kita memiliki resource semuanya. Kedelai, kita juga memiliki lahan yang sangat luas,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper