Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fokus Ekonomi Hijau, Jokowi Janji Rehabilitasi 630 Ribu Hektare Hutan Mangrove

Presiden Joko Widodo atau Jokowi bakal berfokus pada upaya rehabilitasi lingkungan selama empat tahun ke depan. Langkah itu seiring dengan kerangka pemerintah untuk membangun ekonomi hijau atau green economy.
Foto udara permukiman warga yang dikelilingi hutan mangrove (bakau) di Desa Bedono, Sayung, Demak, Jawa Tengah, Rabu (24/4/2019)./Antara/Aji Styawan
Foto udara permukiman warga yang dikelilingi hutan mangrove (bakau) di Desa Bedono, Sayung, Demak, Jawa Tengah, Rabu (24/4/2019)./Antara/Aji Styawan

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo atau Jokowi bakal berfokus pada upaya rehabilitasi lingkungan selama empat tahun ke depan. Langkah itu seiring dengan kerangka pemerintah untuk membangun ekonomi hijau atau green economy.

Kebijakan itu disampaikan Jokowi saat memberi kata sambutan dalam perayaan HUT ke-48 PDIP secara virtual pada Minggu (10/1/2021).

“Saya telah mengintruksikan empat tahun ke depan, kita akan melakuan rehabilitasi, perbaikan hutan mangrove kurang lebih 630 ribu hektare yang ingin kita perbaiki di seluruh tanah air, kita tangani sampai 2024,” kata Jokowi.

Dengan demikian, pemerintah tengah menyiapkan lima lokasi atau provinsi yang ditujukan sebagai kawasan persemaian bibit pohon manggrove tersebut.

“Kita akan bangun sebuah persemaian di lima lokasi di lima provinsi yang setiap lokasinya akan memproduksi 20 juta benih pohon yang akan kita pakai untuk merahabilitasi lahan-lahan yang sering longsor, banjir. Artinya, dalam satu tahun kita bisa memproduksi lebih dari 100 juta bibi pohon,” kata dia.

Ihwal ekonomi hijau itu, dia juga menegaskan bakal berfokus pada pengembangan industri hilir biji nikel menjadi baterai lithium selama sisa masa jabatannya.

“Ke depan kita ingin mengolah biji nikel menjadi baterai lithium yang dapat digunakan untuk ponsel dan mobil listrik. Semua upaya tersebut akan menciptakan puluhan ribu lapangan pekerjaan baru sekaligus berkontribusi pada pengembangan energi masa depan,” tuturnya.

Fokus itu, menurut dia, berdasarkan pada posisi Indonesia yang hampir menguasai 30 persen produksi nikel secara global. Di sisi lain, dia menggarisbawahi, cadangan nikel dalam negeri saat ini sebanyak 25 persen jika dibandingkan dengan cadangan dunia.

“Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia 25 persen cadangan nikel dunia ada di Indonesia yang jumlahnya kurang lebih 21 juta ton. Sehingga, Indonesia mengontrol hampir 30 persen produksi nikel global,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper