Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengangguran 2021 Diproyeksi Naik 2 Kali Lipat, Kemiskinan Bisa Double Digit

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memperkirakan tingkat pengangguran terbuka naik hampir dua kali lipat sebesar 7,8 persen atau sebanyak 10,4 juta jiwa. Di sisi lain, tingkat kemiskinan diproyeksi bisa tembus 10,5 persen.
Warga beraktivitas di kawasan permukiman padat penduduk, di bantaran Kali Krukut Bawah, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta, Jumat (20/7/2018)./ANTARA-Aprillio Akbar
Warga beraktivitas di kawasan permukiman padat penduduk, di bantaran Kali Krukut Bawah, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta, Jumat (20/7/2018)./ANTARA-Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) merilis laporan catatan awal tahun, yang memproyeksikan tingkat pengangguran dan kemiskinan diproyeksi meningkat pada 2021.

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik Junaidi Rachbini mengatakan bahwa tingkat pengangguran terbuka diperkirakan naik hampir dua kali lipat sebesar 7,8 persen atau sebanyak 10,4 juta jiwa.

“Di balik tingkat pengangguran tersebut, masih ada pengangguran terselubung yang jumlahnya dua kali lipat dari pengangguran terbuka tersebut,” katanya bersama tim Indef yang diterima Bisnis, Kamis (7/1/2021).

Didik menjelaskan bahwa tahun ini akan ada pengangguran tambahan sebesar 1,1 juta orang akibat Covid-19. Sekitar 2,6 juta orang angkatan kerja baru yang tidak terserap sehingga tambahan pengangguran totalnya tahun 2021 sebesar 3,6 juta orang.

“Masalah pengangguran ini menjadi faktor krusial dalam proses pemulihan ekonomi pada tahun 2021. Yang lebih memprihatinkan adalah robohnya pilar industri bahkan sebelum pandemi,” jelasnya.

Pada masa pandemi, tambah Didik, sektor industri lebih terpuruk lagi karena penyerapan tenaga kerja baru masih sangat terbatas. Industri akan cenderung mempekerjakan tenaga kerja yang sebelumnya dirumahkan atau dikurangi jam kerjanya

Di sisi lain, Indef memperkirakan tingkat kemiskinan 10,5 persen. Meski begitu, jumlah penduduk yang hampir miskin masih jauh lebih banyak dari angka kemiskinan dengan garis batas kemiskinan yang rendah.

Jika garis batas ditingkatkan, maka lebih banyak lagi kasus kemiskinan yang masuk katagori hampir miskin dan sesungguhnya memang miskin. Tingkat pengangguran yang meningkat akan mendorong tambahan penduduk miskin baru, khususnya berasal dari kelompok di atas garis kemiskinan,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper