Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menhub: Kemacetan Jalur Puncak Cuma Gunung Es, Masalahnya Segudang!

Menhub Budi Karya menyebut kemacetan di Puncak seperti gunung es yang harus segera dipersiapkan kebijakan dan pembenahan sektor transportasinya.
Kendaraan roda empat memadati jalur Puncak Cisarua Kabupaten Bogor, Jawa Barat, selama musim libur labaran. /ANTARA
Kendaraan roda empat memadati jalur Puncak Cisarua Kabupaten Bogor, Jawa Barat, selama musim libur labaran. /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menilai persoalan transportasi di kawasan Puncak, Bogor hanya berupa puncak gunung es yang merupakan akumulasi dari berbagai masalah.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menuturkan selama masa pandemi harus dimanfaatkan bagi pemerintah mempersiapkan kebijakan-kebijakan lanjutan dan pembenahan pada sektor transportasi khususnya di Jabodetabek.

"Salah satunya Puncak selalu trending pada masa libur selalu terjadi kemacetan. Sejak tahun 1970 jadi kawasan paling diminati masyarakat, dan semakin digemari ada hotel tempat makan, udara sejuk, sehingga kawasan puncak semakin digemari, banyak dikunjungi waktu akhir pekan dan libur panjang," urainya, Selasa (29/12/2020).

Menurutnya, Kawasan Puncak ini bukan hanya warga Jakarta, tapi warga mancanegara yang juga menjadikan wilayah ini sebagai destinasi wisata. Pasalnya, permintaan terus tumbuh dan menjadi beban bagi kawasan puncak.

Dia menjelaskan pembangunan berbagai pihak membuat daya tarik dan permintaan bertambah banyak, dampaknya sering terjadi kemacetan yang kronis setiap akhir pekan dan libur panjang.

"Persoalan transportasi hanya puncak gunung es dari masalah di Kawasan Puncak, tak bisa selesai di transportasi semata, meski transportasi dicarikan solusinya," katanya.

Dia menyebut kawasan puncak sendiri sulit diubah karena secara tata ruang dan penggunaan lahan sebagai wilayah penyokong lingkungan dan keseimbangan ekologis.

"Secara holistik Puncak menjadi bagian Bogor, Sukabumi, Cianjur [Bobumjur] daerah yang harus diselesaikan secara alami tetap lestari tetapi bagaimana pengendalian puncak secara lebih menyeluruh," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper