Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mari Menyongsong Era Kendaraan Listrik Berbasis Baterai!

Jumlah kendaraan listrik pada 2030 ditargetkan dapat mencapai sekitar 2 juta unit kendaraan roda empat dan 13 juta unit kendaraan roda dua.
Petugas mengisi daya mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di kawasan Fatmawati, Jakarta, Sabtu (12/12/2020). Fast charging 50 kW ini didukung berbagai tipe gun mobil listrik. ANTARA FOTOrn
Petugas mengisi daya mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di kawasan Fatmawati, Jakarta, Sabtu (12/12/2020). Fast charging 50 kW ini didukung berbagai tipe gun mobil listrik. ANTARA FOTOrn

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah secara serius terus mendorong implementasi kebijakan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.  Komitmen ini kembali ditegaskan melalui public launching kendaraan bermotor listrik berbasis baterai pada Kamis (17/12/2020).

Public launching ini bertujuan untuk dapat melakukan diseminasi program-program pemerintah pusat dan daerah maupun para stakeholders dalam mendukung pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 55 tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.

Akselerasi program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) ini tak lain untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar minyak. Saat ini, konsumsi BBM Indonesia mencapai sekitar 1,2 juta barel per hari (bph) yang sebagian besar kebutuhan tersebut dipasok dari impor.

Dalam skenario awal desain besar energi pemerintah, pengurangan impor BBM ditargetkan setara 77.000 bph yang dapat menghemat devisa sekitar US$1,8 miliar dan menurunkan karbon dioksida (CO2) sebesar 11,1 juta ton CO2-e pada 2030.

Untuk mencapai kondisi tersebut, jumlah kendaraan listrik pada 2030 ditargetkan dapat mencapai sekitar 2 juta unit kendaraan roda empat dan 13 juta unit kendaraan roda dua.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat sampai dengan 16 Desember 2020, telah diperoleh komitmen penggunaan KBLBB sampai dengan 2925 dari pelaku usaha, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan BUMN sekitar 19.000 kendaraan roda empat dan 750.000 kendaraan roda dua.  Angka ini diperkirakan terus bertambah.

Beberapa pelaku usaha yang telah berkomitmen untuk menggunakan KBLBB antara lain, Grab Indonesia dan PT Blue Bird Tbk.

Grab Indonesia berencana mengoperasikan 26.000 kendaraan bermotor listrik, baik roda empat maupun roda dua, sampai dengan 2025.

President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan bahwa saat ini Grab telah mengoperasionalkan lebih dari 5.000 kendaraan listrik di sembilan provinsi antara lain di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatra Utara, Bali, dan Sulawesi Selatan. 

"Baru beberapa pekan lalu, tim kami launching di Bali. Jadi pilot sudah ada 30 unit di Denpasar, memang kami optimalkan untuk pengantaran makanan. Ke depan tentunya kami akan terus mendukung operasional KBLBB ini, baik provinsi yang sudah siap maupun yang berencana mendukung penggunaan KBLBB," ujar Ridzki dalam acara Public Launching KBLBB, Kamis (17/12/2020).

Grab siap mengopersikan KBLBB asalkan di provinsi tersebut telah tersedia infrastruktur pendukung, seperti stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dan stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU).

Ridzki juga berharap supaya pemerintah daerah bisa menyediakan insentif khusus untuk KBLBB, seperti keringanan pajak daerah atau program parkir dengan harga khusus sehingga ekosistem KBLBB semakin terdorong.

Blue Bird juga berencana mengoperasikan 10.000 unit taksi listrik pada 2025.  Hingga pertengahan Desember 2020, perseroan telah melakukan uji coba penggunaan taksi listrik sebanyak 30 unit.

Menurut Direktur Utama Blue Bird Noni Purnomo, selama proses uji coba tersebut, perseroan mencatat adanya penghematan biaya perawatan dan penurunan biaya BBM secara signifikan.

INFRASTRUKTUR PENDUKUNG

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan bahwa peta jalan menuju kendaraan bermotor listrik akan didukung dengan rencana pembangunan SPKLU dan SPBKLU. Pembangunan SPKLU dan SPBKLU didukung dengan diterbitkannya Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2020 tentang Penyediaan Infrastruktur Pengisian Listrik untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai sebagai regulasi turunan dari Perpres 55 Tahun 2019.

"Peta jalan menuju kendaraan bermotor listrik juga didukung dengan rencana pembangunan SPKLU di 2.400 titik dan SPBKLU di 10.000 titik sampai dengan  2025, serta peningkatan daya listrik di rumah tangga pengguna KBLBB," ujar Arifin.

Dia menuturkan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk membuat kendaraan listrik karena teknologi dan komponen yang digunakan lebih sederhana daripada kendaraan konvensional. Hal ini merupakan kesempatan besar bagi industri otomotif di dalam negeri.

Selain itu, kita juga memiliki potensi kemampuan dalam negeri untuk memproduksi baterai dengan didukung potensi tambang mineral nikel yang cukup besar sebagai bahan baku baterai.

“Saat ini telah dibentuk Indonesia Battery Holding yang merupakan gabungan dari beberapa BUMN, yaitu MIND ID, PT Pertamina, PT PLN, dan PT Aneka Tambang [Tbk.]. Holding baterai ini akan mengolah produk nikel dari hulu ke hilir hingga menjadi produk baterai kendaraan listrik," katanya.

the mercy's
the mercy's

Ilustrasi: Mercedes-Benz Vision EQS - Mercedes/Benz

Guna mendukung program KBLBB, PT PLN (Persero) memastikan kesiapan pasokan listrik yang cukup dan tersedianya infrastruktur pendukung KBLBB.

“PLN siap mendukung era KBLBB dan PLN memastikan penyediaan infrastruktur kelistrikan melalui pembangunan SPKLU,” ujar Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini melalui keterangan tertulis, Jumat (18/12/2020).

Saat ini, PLN sudah mengoperasikan total 20 unit SPKLU milik perseroan dan 2 unit SPKLU yang merupakan proyek percontohan dengan para mitra. Dalam pengembangan SPKLU, PLN juga meluncurkan platform digital charge.in yang diharapkan menjadi platform tunggal untuk seluruh SPKLU di Indonesia.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan menilai dengan kekayaan sumber daya mineral logam yang dimiliki, Indonesia berpeluang besar untuk menjadi produsen KBLBB sekaligus produsen baterai kendaraan listrik.

Hal ini dibuktikan dengan banyak investor asing yang berminat berinvestasi di Indonesia, seperti pabrikan mobil asal Korea Selatan, Hyundai, yang membangun pabrik mobil listrik di Cikarang.  Lalu produsen bus asal China, BYD  Auto Co. Ltd. yang mengembangkan bus listrik di Indonesia.

Kemudian yang terbaru adalah ketertarikan produsen mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla Inc. untuk berinvestasi di Indonesia. 

"Tesla juga sudah menyampaikan minat kuat untuk berinvestasi di Indonesia dan mereka akan melakukan kunjungan di Januari tahun depan," ujar Luhut.

Selain itu, Luhut mengatakan bahwa produsen otomotif dalam negeri juga telah mampu memproduksi kendaraan listrik, seperti PT Triangle Motorindo yang memproduksi sepeda motor listrik Viar Q1, PT Wika Industri Manufaktur yang memproduksi sepeda motor listrik Gesits.

Direktur Utama PT Wika Industri Manufaktur M. Samyarto menjelaskan bahwa kapasitas produksi Gesits saat ini telah mencapai 50.000 unit per tahun dan maksimal mencapai 120.000 per lini.

"Kendaraan yang kami rencanakan produksi sampai Desember mencapai 2.650 unit, yang sudah pesan ke kami 2.507 dan sudah siap dikirimkan.  Kemungkinan kami terus meningkatkan produksinya," kata Samyarto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper