Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Kuartal IV Membaik, Menko Airlangga: Proxy di Pasar Saham

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan bahwa di akhir kuartal 2020 pemulihan akan terjadi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartartomemberikan sambutan acara virtual saat acara Bisnis Indonesia Award di Jakarta, Senin (14/12/2020). Bisnis/Abdurachman
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartartomemberikan sambutan acara virtual saat acara Bisnis Indonesia Award di Jakarta, Senin (14/12/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah meyakini titik terendah kontraksi ekonomi sudah terlewati, yaitu pada triwulan II/2020. Saat itu pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) minus 5,32 persen secara tahunan (year on year/yoy)

Periode selanjutnya meski masih negatif, yakni minus 3,49 persen, ada perbaikan. Dilihat dari tiga bulanan (quarter to quarter/qtq), laju ekonomi tumbuh 5,05 persen.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan bahwa di akhir kuartal 2020 pemulihan ekonomi akan terjadi.

"Pada triwulan IV/2020 kita melihat kondisi dari proxy ekonomi ada di capital market. Kalau kita lihat indeks harga saham gabungan sudah di level 6.000. Awal Januari lalu 5.400. Rupiah juga menguat di Rp14.100," katanya melalui diskusi virtual.

Airlangga menjelaskan bahwa dilihat dari sektor perdagangan pun menunjukkan tanda positif sejak Oktober lalu. Ini terbukti cadangan devisa Indonesia US$135 miliar.

"Kemudian kita juga melihat persoalan hari ini adalah sulit mendapatkan kontainer ekspor. Artinya demand terhadap ekspor meningkat tapi kontainer kurang. Ini sinyal positif ekonomi membaik," jelasnya.

Kementerian Keuangan memprediksi laju ekonomi pada triwulan IV/2020 secara yoy masih akan negatif. Pertumbuhan PDB diproyeksi berada pada kisaran minus 2,9 persen sampai minus 0,9 persen.

Sementara itu, pemerintah dan beberapa lembaga internasional kembali mengubah proyeksi ekonomi Indonesia pada 2020. Hampir semuanya turun.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa pada September lalu, pemerintah memperkirakan ekonomi tahun ini antara -1,7 persen hingga 0,6 persen.

“Untuk bulan ini kami merevisi menjadi -2,2 persen sampai -1,7 persen,” katanya melalui konferensi pers virtual, Senin (21/12/2020).

Sri Mulyani menjelaskan bahwa ADB pada Oktober memproyeksi ekonomi kontraksi -1 persen. Lalu berubah menjadi -2,2 persen.

Proyeksi Bank Dunia juga serupa, dari sebelumnya -2 persen hingga -1,6 persen direvisi menjadi lebih dalam dan pasti ke -2,2 persen.

OECD sebaliknya. Ekonomi diprediksi membaik dari sebelumnya -3,3 persen menjadi -2,4 persen. Sementara IMF tidak mengubah proyeksi, dimana ekonomi Indonesia tetap akan -1,5 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper