Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Travel Bubble Bakal Diterapkan di Mandalika dan Labuan Bajo, Ini Tantangannya

Kesiapan fasilitas destinasi dinilai menjadi tantangan terberat dalam merealisasikan konsep tersebut.
Foto udara operator menggunakan alat berat mengerjakan pembangunan tunnel atau terowongan Mandalika International Street Circuit (Sirkuit Mandalika) di KEK Mandalika, Praya, Lombok Tengah, NTB, Rabu (12/8/2020). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Foto udara operator menggunakan alat berat mengerjakan pembangunan tunnel atau terowongan Mandalika International Street Circuit (Sirkuit Mandalika) di KEK Mandalika, Praya, Lombok Tengah, NTB, Rabu (12/8/2020). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku usaha sektor pariwisata masih melihat sejumlah tantangan bagi pemerintah jika menerapkan konsep travel bubble di Mandalika dan Labuan Bajo tahun depan.

Kesiapan fasilitas destinasi dinilai menjadi tantangan terberat dalam merealisasikan konsep tersebut.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Perjalanan Wisata Seluruh Indonesia (Asita) Budijanto mengatakan ejumlah fasilitas infrastruktur di kedua destinasi tersebut masih belum memenuhi syarat sebagai kawasan wisata premium yang menerapkan konsep travel bubble.

"Saya melihat kedua destinasi belum terlalu siap. Dari segi infrastruktur, jalanan belum besar, kendaraan mewah untuk transportasi umum terbatas, dan hotel juga masih terbatas. Baru Ayana dan Plataran," ujar Budijanto kepada Bisnis.com, Jumat (25/12/2020).

Di sisi lain, pemerintah menyebut pembangunan di kedua lokasi tersebut cukup progresif. Di Mandalika, progres pembangunan untuk kawasan utama, yakni sirkuit Moto GP sudah 60 persen. Di Labuan Bajo, progres pembangunan juga mencapai 60 persen dan ditargetkan rampung kuartal I/2021.

Meski tidak mudah, lanjut Budijanto, dengan daya tarik eventually seperti ajang Moto GP dan keunikan Pulau Komodo, Mandalika dan Labuan Bajo dinilai masih sangat memungkinkan untuk diuji coba sebagai destinasi wisata kelas premium yang menerapkan konsep travel bubble.

Asosiasi juga meminta pelaku usaha perjalanan wisata untuk menyiapkan paket wisata yang lebih termodifikasi untuk meningkatkan nilai jual. Pada 2021, Budijanto mengatakan pihaknya akan menggencarkan promosi dengan menawarkan sejumlah konsep anyar, salah satunya sport tourism.

"Dari pelaku usaha, kami berharap trafik Covid-19 mulai turun tahun depan, sehingga konsep travel bubble bisa mulai dilakukan secara perlahan. Kalau untuk masalah kesipan fasilitas, pemerintah bisa menyiapkan," jelasnya.

Budijanto memperkirakan geliat industri pariwisata mulai kencang pada semester II/2020 dengan orientasi kualitas melalui penerapan konsep travel bubble. Kendati demikian, kontribusi industri pariwisata terhadap produk domestik bruto (PDB) diperkirakan tidak akan muluk-muluk.

Adapun, dari target kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB sebesar 4,2 persen yang dipatok pemerintah tahun depan, Budijanto memprediksi realisasi hanya berkisar 3-3,5 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper