Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indef: Pemulihan Ekonomi Masih Landai, Ini Buktinya!

Salah satunya tingkat inflasi yang pada November 2020 tercatat sebesar 1,59 secara tahunan. Ini artinya daya beli masyarakat masih terbebani di tengah pandemi.
Foto aerial Simpang Susun Semanggi di Jakarta, Jumat (14/7). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Foto aerial Simpang Susun Semanggi di Jakarta, Jumat (14/7). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom memperkirakan pemulihan ekonomi pada 2021 masih akan berjalan lambat dan penuh tantangan, sehingga target pertumbuhan ekonomi pemerintah sebesar 5 persen akan sulit tercapai.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan diperlukan usaha yang sangat keras untuk bisa mencapai angka pertumbuhan tersebut.

Pasalnya, hingga November 2020, beberapa indikator ekonomi masih menunjukkan adanya tekanan yang berat akibat dari pandemi Covid-19.

Salah satunya tingkat inflasi yang pada November 2020 tercatat sebesar 1,59 secara tahunan. Angka ini masih sangat jauh dari target yang ditetapkan pemerintah dalam APBN 2020 sebesar 3 persen.

"Karena ini disebabkan daya beli yang rendah maka ini memiliki dampak yang cukup buruk bagi perekonomian," katanya, Rabu (23/12/2020).

Di samping itu, Tauhid mengatakan pertumbuhan ekonomi pada 2021 tidak akan terakselerasi dengan cepat mengingat sepangang 2020 pemerintah telah beberapa merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi, dari yang awalnya 5,3 persen menjadi -2,2 persen.

"Saya kira berat tahun depan 5 persen kalau kondisinya -2,2, itu butuh effort yang luar biasa dan tidak mungkin," jelasnya.

Tauhid juga menyoroti, beberapa indikator pembangunan lainnya, seperti ketimpangan yang melebar, meningkatnya angka pengangguran secara signifikan, serta peningkatan angka kemiskinan, masih jauh dari harapan.

Apalagi, menurutnya, stimulus dalam bentuk perlindungan sosial tidak cukup efektif dalam menopang daya beli masyarakat yang mengalami penurunan dan kehilangan pendapatan. Padahal stimulus tersebut diharapkan bisa menekan angka kemiskinan.

Dia menambahkan, Indonesia pada tahun depan masih akan mengalami tanganan yang hebat, meski vaksinasi akan dilakukan dalam waktu dekat. Namun, diperkirakan ketidakpastian terkait vaksin masih sangat tinggi, termasuk masalah distribusi dan pemilihan vaksin Covid-19.

"Kemungkinan terburuknya kita di situasi kegelapan yang cukup lama untuk itu. Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sangat sulit di atas 3 persen," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper