Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Biang Kerok Penularan Covid-19 di Sektor Transportasi Darat

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menjelaskan penyebab penularan kasus Covid-19 di jalur darat yang masih tinggi hingga saat ini.
Calon penumpang bus antar kota antar provinsi (AKAP) berada di dekat loket pembelian tiket di Terminal Pulo Gebang di Jakarta, Kamis (23/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Calon penumpang bus antar kota antar provinsi (AKAP) berada di dekat loket pembelian tiket di Terminal Pulo Gebang di Jakarta, Kamis (23/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Perjalanan via darat yang tidak terkendali menjadi salah satu penyebab kasus Covid-19 di Indonesia masih saja tinggi. Apalagi pada 3 Desember 2020 mencapai rekor menembus 8.000 kasus dalam 24 jam.

Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Agus Taufik Mulyono menuturkan korban Covid-19 sepanjang tahun tidak mengalami penurunan bahkan terus naik.

Dia menyebut fakta lapangan untuk angkutan kendaraan darat baik pribadi maupun sewa memang tidak menerapkan pengendalian protokol kesehatan. Hal ini berbeda dengan penerbangan, pelayaran, perkeretaapian dan bus yang sudah terakreditasi cukup ketat menerapkan aturan.

"Untuk kendaraan pribadi dan sewa yang perjalanan darat, ini luar biasa selain impor [pemindahan kasus dari satu daerah ke daerah lain] Covid-19, tetapi juga potensi transmisi lokal, karena kendaraan darat karakteristik khusus door to door, perlu dipikirkan jalan keluarnya," ujarnya, Senin (21/12/2020).

Di sisi lain, pemerintah daerah (pemda) hingga tingkat kabupaten/kota daerah tujuan sangat terbatas dalam upaya mengelola pengendalian Covid-19. Dia mencontohkan di Yogyakarta, akhirnya pemda mengeluarkan kebijakan agar warga asli Yogyakarta tidak keluar rumah saat wisatawan dalam negeri berdatangan ke wilayah destinasi wisata tersebut.

"Ini keprihatinan kami, ini yang terjadi impor Covid yang terjadi dalam kendaraan darat jarak jauh oleh kendaraan pribadi dan sewa khusus dampaknya transmisi lokal, menyebabkan kerumunan, sehingga menjadi penyebab Covid-19," ujarnya.

Dia juga menyebut kebijakan pemerintah juga banyak membuat pusing kepala karena terjadi inkonsistensi. "Kami bersama-bersama mengambil alih peran aktif memberikan sikap sebaiknya harus bagaimana pemerintah karena banyak kebijakan pemerintah yang bikin publik pusing, rapid antigen, vaksin," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper