Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mantap! Transaksi Ekonomi Digital Indonesia Diproyeksi Bisa Tembus Rp1.748 T di 2025

Saat ini, Indonesia telah menjadi negara dengan nilai transaksi ekonomi digital tertinggi di Asia Tenggara, yaitu sebesar US$44 miliar.
Ilustrasi e-commerce/CC0
Ilustrasi e-commerce/CC0

Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 dinilai sebagai momentum yang tepat untuk mengakselerasi transformasi ekonomi digital menuju less contact economy.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan dan UMKM Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rudy Salahuddin mengatakan kondisi tersebut tercermin dari perubahan perilaku konsumsi masyarakat yang sebelumnya memakai cara-cara konvensional, kini mulai beralih memanfaatkan teknologi-teknologi digital khususnya seperti untuk belanja khususnya belanja online dan lain sebagainya.

Belanja online yang tadinya hanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersier, ujar dia, saat ini justru belanja online ini lebih ditujukan untuk membeli kebutuhan primer ini yang yang khususnya untuk misalnya produk makanan dan lainnya.

"Ini yang yang yang patut kita syukuri juga bahwa ini ikut mengakselerasi transformasi digital kita," ujar Rudy dalam webinar, Selasa, 15 Desember 2020.

Mengutip laporan Google, Temasek dan Bain Company dalam laporan e-Conomy SEA Tahun 2020, Rudy mengatakan Indonesia telah menjadi negara dengan nilai transaksi ekonomi digital tertinggi di Asia Tenggara, yaitu sebesar US$44 miliar.

Bahkan, pada tahun 2025, nilai tersebut diprediksi mampu mencapai US$124 miliar. Angka ini senilai dengan Rp1.748 triliun dengan acuan dolar saat ini Rp14.100.

"Hal ini didukung oleh kontribusi e-commerce Indonesia yang bisa menembus 32 miliar dolar AS di tahun ini dan diperkirakan dapat mencapai 83 miliar dolar AS di tahun 2025 nanti," kata Rudy.

Pada sektor perdagangan, dia mengatakan transformasi digital tercermin dari transaksi e-commerce serta peningkatan angka penjualan. Dia mencatat adanya peningkatan transaksi harian, penambahan jumlah konsumen baru, dan kenaikan permintaan produk hingga 5-10 kali.

"Ini merupakan suatu prestasi yang baik di e-commerce kita sehingga ini membantu mendorong pertumbuhan ekonomi kita," ujar Rudy.

Ke depannya, Rudy melihat potensi digital ekonomi Indonesia masih sangat terbuka lebar, dengan jumlah populasi terbesar keempat di dunia dan jumlah pengguna ponsel sebanyak 338 juta atau 124 persen dari total populasi Indonesia.

"Selain itu sebagai akibat dari pandemi, tingkat penetrasi internet tahun ini justru justru juga membaik dan naik mampu menjangkau hampir 200 juta orang. Jadi trafik internet ini juga Meningkat sebesar 15 sampai 20 persen dari sebelumnya," kata Rudy.

Untuk menyambut transformasi digital tersebut, Rudy mengatakan pemerintah juga sudah berupaya melakukan inovasi pada program-program, misalnya dalam penyaluran bantuan sosial melalui Kartu Pra Kerja. Kartu Pra Kerja, menurut dia, adalah aplikasi pertama pemerintah yang awal sampai akhir menggunakan digital.

"Bahkan, kita tidak bertemu dengan siapapun pada mulai dari kita mendaftar sampai kita menyelesaikan bahkan sampai menerima bantuan sosial," tutur dia. Dia mengatakan inovasi itu akan didorong menjadi percontohan untuk program selanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Tempo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper