Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Lokomotif, Ini Prestasi INKA Lainnya

Kementerian Perindustrian mengapresiasi PT Industri Kereta Api (Persero) yang mengekspor produknya ke Filipina di masa pandemi Covid-19.
Pekerja menyelesaikan pembuatan kereta Light Rail Transit (LRT) di PT Industri Kereta Api (Inka) Madiun, Jawa Timur, Rabu (10/4/2019)./ANTARA-Siswowidodo
Pekerja menyelesaikan pembuatan kereta Light Rail Transit (LRT) di PT Industri Kereta Api (Inka) Madiun, Jawa Timur, Rabu (10/4/2019)./ANTARA-Siswowidodo

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian mengapresiasi PT Industri Kereta Api (Persero) yang berhasil mengekspor produknya ke Filipina di masa pandemi Covid-19. Hal ini menunjukkan produk dari industri nasional kompetitif di pasar luar negeri.

Kali ini sebanyak tiga lokomotif dan 15 gerbong penumpang produksi PT INKA dikirim ke Philippine National Railways (PNR) dari Dermaga Jamrud, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya pada Sabtu (12/12/2020).

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier mengatakan industri kereta api dalam negeri saat ini telah tumbuh dan berkembang baik dari sisi kemampuan teknologi maupun bisnisnya.

"Sehingga saat ini Indonesia memiliki industri manufaktur sarana kereta api terbesar di Asia Tenggara. PT INKA pun telah membuktikan berbagai prestasi, baik skala dalam negeri maupun luar negeri," katanya melalui siaran pers, Senin (14/12).

Taufik pun merinci sejumlah kinerja gemilang yang ditorehkan PT INKA, misalnya pengiriman ekspor 2 Trainset Kereta Diesel Multiple Unit ke Filipina pada Desember 2019 dan pengiriman ekspor 4 Trainset Kereta Diesel Multiple Unit ke Filipina pada Januari 2020.

Tak hanya itu, PT INKA juga telah menyelesaikannya kontrak ekspor 250 Kereta Penumpang ke Bangladesh pada September 2020, dan secara bertahap menyelesaikan 31 Trainset LRT Jabodebek milik PT Kereta Api Indonesia.

Taufiek menambahkan dalam memenuhi kebutuhan kereta api dalam negeri dan luar negeri, PT INKA juga telah menetapkan milestone pembangunan berkelanjutan, seperti joint venture dengan manufaktur kereta api asal Swiss, Stadler Rail.

"Kerja sama itu membuahkan investasi pembangunan pabrik di Banyuwangi dan pengembangan teknologi kereta api modern dengan total anggaran sebesar Rp1,63 triliun," ujarnya.

Berikutnya, perjanjian bersama antara PT INKA dengan TSG Global Holdings dari Amerika Serikat dan Pemerintah Democratic Republic of the Congo untuk investasi pembangunan infrastruktur dan pengembangan sarana moda transportasi di negara DRC (Congo).

Terakhir, lanjut Taufik, PT INKA juga berkomitmen dengan Perusda Bali yang didukung oleh Islamic Development Bank untuk pengembangan transportasi tenaga listrik dikawasan wisata Bali.

Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro mengatakan bahwa pengapalan tiga lokomotif dan 15 kereta penumpang itu merupakan ekspor terakhir ke Filipina. Sebelum itu, PT INKA menuntaskan pengapalan enam trainset kereta rel diesel (KRD).

Budi menjelaskan, enam kereta yang dikirim sebelumnya itu sudah beroperasi di Manila. INKA mengirim trainset untuk kereta penumpang jarak jauh.

“Ekspor kereta buatan anak bangsa tersebut bukan kali pertama. Tahun ini, kami sudah menuntaskan pengapalan sejumlah rangkaian kereta penumpang ke Bangladesh,” katanya.

PT INKA menargetkan bisa merambah ke pasar Afrika. Potensi pasar Afrika sangat besar mengingat dalam waktu dekat akan ada African Belt Economy Development (ABED) yang menghubungkan Afrika bagian utara hingga selatan.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan INKA telah memproduksi lokomotif dan kereta penumpang yang memiliki performa tangguh dan berkualitas, serta membawa ragam fitur menarik dan fungsional.

"Keunggulan inilah yang dimiliki oleh INKA, sehingga diminati dan menjadi daya tarik tersendiri bagi costumer mancanegara dan berhasil masuk ke dalam pasar ekspor,” katanya.

Agus mengatakan industri alat transportasi merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035. Fokus pengembangan industri kereta api hingga 2035 adalah pengembangan kereta listrik untuk dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri dan pasar ekspor.

Oleh karena itu, berbagai kebijakan strategis telah dijalankan oleh pemerintah, di antaranya terkait penggunaan produk dalam negeri, pengembangan komponen pendukung, peningkatan kompetensi SDM termasuk dalam hal pengembangan desain dan engineering, serta pemberian insentif.

“Adapun berbagai fasilitas insentif yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan industri kereta api, antara lain tax holiday, mini tax holiday, tax allowance, pembebasan bea masuk, Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE), fasilitas National Interest Account (NIA), dan super tax deduction,” kata Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper