Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Survei MAS: Ekonomi Singapura 2020 Terkontraksi hingga 6 Persen

Ekonomi kemungkinan akan menyusut 4,5 persen (year on year/yoy) dalam tiga bulan terakhir tahun ini, menyusul penurunan yang lebih kecil dari yang diperkirakan sebesar 5,8 persen pada kuartal ketiga, menurut survei triwulanan terbaru bank sentral.
Properti komersial di kawasan pusat bisnis Singapura./Bloomberg/Nicky Loh
Properti komersial di kawasan pusat bisnis Singapura./Bloomberg/Nicky Loh

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom sektor swasta yang disurvei oleh Monetary Authority of Singapore (MAS) memperkirakan ekonomi Negeri Singa akan terkontraksi sebesar 6 persen tahun ini, tidak berubah dari survei sebelumnya yang diterbitkan tiga bulan lalu.

Ekonomi kemungkinan akan menyusut 4,5 persen (year on year/yoy) dalam tiga bulan terakhir tahun ini, menyusul penurunan yang lebih kecil dari yang diperkirakan sebesar 5,8 persen pada kuartal ketiga, menurut survei triwulanan terbaru bank sentral yang dirilis pada Rabu (9/12/2020).

Untuk pemulihan yang diharapkan pada tahun 2021, para ekonom berpegang pada perkiraan awal pertumbuhan yakni 5,5 persen. Ini berada dalam kisaran perkiraan pemerintah sebesar 4 hingga 6 persen.

Dikirim pada 23 November, survei MAS menerima 23 tanggapan dari pengamat ekonomi lokal dari sektor swasta. Temuan survei tidak mencerminkan pandangan atau perkiraan bank sentral.

Di seluruh indikator ekonomi makro utama, manufaktur mengalami peningkatan terbesar dalam hal prospek setahun penuh. Para ekonom sekarang memperkirakan sektor ini akan berkembang 5,8 persen pada 2020, naik dari 2,3 persen pada survei terakhir.

Kontraksi yang lebih kecil juga diperkirakan terjadi pada perdagangan grosir dan eceran, serta akomodasi dan layanan makanan.

Namun, prakiraan untuk indikator lain lebih suram, salah satunya konstruksi yang masih mengalami penurunan tajam. Sektor ini sekarang terlihat menurun 36,2 persen untuk setahun penuh, dibandingkan dengan 23 persen pada survei sebelumnya.

Perkiraan lain yang sedikit memburuk termasuk konsumsi swasta, yang diperkirakan menyusut 13,4 persen dibandingkan dengan perkiraan median sebelumnya yang turun 11,8 persen.

Ekspektasi pertumbuhan juga sedikit terpangkas untuk keuangan dan asuransi, serta ekspor domestik non-minyak. Ada sedikit peningkatan dalam hal pengangguran, dengan perkiraan median 3,7 persen dibandingkan dengan 3,5 persen sebelumnya.

Wabah Covid-19 saat ini terus menduduki puncak daftar risiko penurunan ekonomi, diikuti oleh kekhawatiran atas stimulus yang tidak mencukupi secara global dan eskalasi ketegangan perdagangan AS-China.

Sebaliknya, pengendalian pandemi yang efektif melalui penyebaran vaksin secara global adalah pendorong pemulihan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper