Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kontainer Ekspor Langka, ALFI Usul Relaksasi Aturan

Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menilai perlu adanya kompromi lintas sektor terkait dengan kelangkaan kontainer ekspor.
Truk kontainer antre untuk keluar dari pelabuhan peti kemas Jakarta International Container Terminal (JICT) di Jakarta, Kamis (19/12/2019). Bisnis/Himawan L Nugraha
Truk kontainer antre untuk keluar dari pelabuhan peti kemas Jakarta International Container Terminal (JICT) di Jakarta, Kamis (19/12/2019). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Kontainer ekspor langka, Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) mengusulkan perlu adanya kompromi lintas sektor dan relaksasi aturan terkait reposisi kontainer di dalam dan luar negeri.

Ketua DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi menuturkan perlu adanya kompromi lintas sektor, terutama dalam hal reposisi kontainer dalam negeri.

"Perlu ada kompromi lintas sektor dalam melihat peraturan yang harus bisa dikompromikan seperti reposisi kontainer di luar negeri dan kontainer dalam negeri yang berkaitan dengan ocean going. Satu-satunya jalan pemilik barang, shipping line ocean going, pelaku logistik duduk bareng, ini masalah kebijakan khusus reposisi kontainer kosong," paparnya kepada Bisnis.com, Selasa (8/12/2020).

Dia menyebut saat ini perlu ada kebijakan yang diambil terkait reposisi kontainer di dalam negeri. Pasalnya, khusus kontainer keperluan internasional, ketika sudah melakukan impor ke pelabuhan di Indonesia wajib segera keluar dari Indonesia yang akhirnya penyimpanan sementara dilakukan di negara tetangga seperti Singapura.

Setelah berada di negara tetangga, kontainer masuk kembali ke Indonesia untuk melayani kebutuhan ekspor dari wilayah lain di Indonesia. Biaya pergeseran kontainer ini saja terangnya sudah memakan US$200-400.

"Harus ada kebijakan yang diambil pemerintah, perlu menyiasati kontainer kosong yang masuk ke Lampung atau ke Palembang bisa dikirim langsung ke Jakarta atau kemana yang membutuhkan. Selama ini terhalang aturan," urainya.

Solusi lainnya, sementara waktu para pelaku eksportir perlu melakukan pemesanan ruang kapal dan kontainer sejak jauh-jauh hari. Misalkan kebutuhan Februari 2021 dipesan sejak Desember 2020.

Dari sisi internasional, impor Indonesia tengah menurun drastis, dampaknya tak ada kontainer masuk. Walaupun, sejak dahulu kalau ada kontainer di Asean atau china bisa reposisi, tetapi di seluruh wilayah ini pun terjadi kelangkaan.

"Masalahnya reposisi kontainernya harus dari long haul, penumpukan kontainer terjadi di AS, Eropa, dan Inggris ini yang harus ditarik ke sini. Shipping line akan mengeluarkan extra cost, tidak mau rugi pasti dibebankan ke tarif, perusahaan logistik pasti menagih ke pemilik barang," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper