Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Alkes Minta LKPP Dibuka Setahun Dua Kali

Pelaku industri alat kesehatan meminta kegiatan lelang alat kesehatan atau alkes untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit pemerintah melalui Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dapat dilakukan setahun dua kali.
Petugas medis bersiap memakai alat pelindung diri untuk memeriksa pasien suspect virus Corona di ruang isolasi instalasi paru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dumai di Dumai, Riau, Jumat, 6 Maret 2020./Antara
Petugas medis bersiap memakai alat pelindung diri untuk memeriksa pasien suspect virus Corona di ruang isolasi instalasi paru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dumai di Dumai, Riau, Jumat, 6 Maret 2020./Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku industri alat kesehatan meminta kegiatan lelang alat kesehatan atau alkes untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit pemerintah melalui Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) dapat dilakukan setahun dua kali.

Direktur Utama PT Sarandi Karya Nugraha Isep Gojali mengatakan hal itu sebenernya telah dikeluhkan bersama Asosiasi Produsen Alat Kesehatan (Aspaki). Pasalnya, sudah dua tahun LKPP tidak dibuka lagi, padahal sebelumnya hampir rutin diperbarui setahun sekali.

Alhasil, saat ini pabrikan sulit mendistribusikan produk-produk barunya untuk rumah sakit pemerintah. Padahal, menurut data Kementerian Kesehatan, per tahun ini ada 2.826 rumah sakit, terdiri atas 1.036 rumah sakit pemerintah, dan 1.790 rumah sakit swasta.

"Bukanya kami hanya bisa mengandalkan pemerintah, tetapi memang pasarnya di sana. Kami memiliki renograf atau alat deteksi ginjal hasil kerja sama dengan Batan, itu pun baru bisa masuk Januari tahun depan di LKPP," katanya kepada Bisnis, Senin (7/12/2020).

Isep pun berharap ke depan lelang melalui LKPP dapat dilakukan paling tidak setahun dua kali. Mengingat pandemi Covid-19 ini juga telah membuka mata seluruh masyarakat bahwa pentingnya alkes yang kompeten di setiap RS.

Isep juga meminta keberpihakan pemerintah akan produk alkes lokal tetap menjadi prioritas ke depan. Alkes produksi lokal saat ini terbukti memiliki daya saing dengan produk luar.

Hal itu, terbukti salah satunya dengan kemampuan produksi ventilator secara mandiri dan cepat guna memenuhi kebutuhan mendesak pada pasien Covid-19.

"Mudah-mudahan ke depan masih diprioritaskan produk dalam negeri meki ini memang butuh waktu dan menjadi tugas bersama untuk mengedukasi user akan kualitas produk kita sendiri," ujarnya.

Adapun PT Sarandi saat ini memiliki fokus produk alat kesehatan, yang mencakup kategori bedah, kategori perawatan, kategori dukungan medis, dan kategori darurat. Perusahaan memiliki pabrik di Sukabumi yang mayoritas diperuntukan pasar dalam negeri.

Mengutip data Kementerian Keuangan, anggaran dalam APBN 2019 untuk pengadaan alat-alat kesehatan di rumah sakit-rumah sakit pemerintah sekitar Rp9 triliun. Pada 2020 anggaran itu meningkat jadi Rp18 triliun, karena pandemi Covid-19.

Gabungan Alat Kesehatan Indonesia (Gakeslab) mencatat total belanja alat-alat kesehatan di Indonesia rerata berkisar Rp50 triliun, mencakup APBD, BUMN, dan swasta.

Dengan demikian, total nilai pangsa pasar alat-alat kesehatan dan laboratoriom di Indonesia diperkirakan sebesar Rp150 triliun pada tahun ini, dengan rerata pertumbuhan 4 persen per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper