Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Awasi Ketat Produk Pangan, Ekspor Perikanan RI Masih Melaju

Indonesia dan China telah menyepakati mutual recognition agreement yang memungkinkan kedua negara menyelesaikan permasalahan dalam perdagangan produk perikanan melalui komunikasi bilateral.
Nelayan mengangkut ikan hasil tangkapannya di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Paotere, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (20/4/2020). Harga ikan di daerah ini turun dari rata-rata Rp450 ribu menjadi Rp300 ribu - Rp250 ribu per keranjang akibat minimnya permintaan pasar serta melimpahnya hasil tangkapan. - ANTARA
Nelayan mengangkut ikan hasil tangkapannya di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Paotere, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (20/4/2020). Harga ikan di daerah ini turun dari rata-rata Rp450 ribu menjadi Rp300 ribu - Rp250 ribu per keranjang akibat minimnya permintaan pasar serta melimpahnya hasil tangkapan. - ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – Ekspor produk perikanan Indonesia ke China dipastikan tetap berjalan meski pemerintah China makin memperketat pengawasan dan pengecekan terhadap impor produk pangan demi mencegah penularan Covid-19.

Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) melaporkan bahwa Indonesia juga melakukan pengetatan importasi serupa sejak Maret 2020. 

Selain menguji jejak virus penyebab Covid-19 pada sampel makanan yang masuk ke wilayahnya, mulai Desember 2020 pemerintah China juga mengeluarkan kewajiban bagi unit pengolahan ikan untuk mencantumkan nama kapal dan lokasi penangkapan. Anak buah kapal dan pekerja serta produk pun harus diuji Covid-19.

“Konsumen manapun, termasuk China, ingin produk yang dikonsumsi aman dari Covid-19. Mereka menerapkan ini kepada semua negara. Di Indonesia protokol Covid-19 sudah diterapkan sejak Maret, apalagi sektor perikanan masuk ke dalam usaha yang tetap beroperasi 24 jam dengan protokol yang ketat karena ekspor harus bebas Covid-19,” kata Kepala Pusat Pengendalian Mutu BKIPM Widodo Sumiyanto kepada Bisnis, Senin (7/12/2020).

Widodo juga tidak terlalu mempermasalahkan kekhawatiran pelaku usaha soal akses yang makin sulit. Menurutnya, eksportir yang bertanggung jawab akan tetap memenuhi kriteria yang ditetapkan para pembeli di negara tujuan.

Sampai 30 November, Widodo mengatakan pihak berwenang China telah menguji 800.000 sampel produk makanan beku di mana 18 di antaranya terdapat temuan kontaminasi, termasuk pada produk asal Indonesia.

“Sampai 3 Desember sudah ada temuan 5 kali untuk ekspor asal Indonesia,” lanjutnya.

Meski demikian, Widodo mengatakan secara umum China tidak melarang impor dari Indonesia. Indonesia dan China dia sebut telah menyepakati mutual recognition agreement yang memungkinkan kedua negara menyelesaikan permasalahan dalam perdagangan produk perikanan melalui komunikasi bilateral.

“Dengan MRA yang telah diperpanjang pada November 2019 ini produk yang kedapatan terkontaminasi dikirimkan lagi ke Indonesia. Dalam banyak kasus negara yang tidak punya MRA, produknya langsung dimusnahkan,” kata Widodo.

China tercatat menjadi pangsa terbesar untuk ekspor perikanan Indonesia secara tonase. Selama Januari-Oktober, volume ekspor produk perikanan ke China mencapai 346.960 ton yang disusul ekspor terbanyak ke Amerika Serikat sebanyak 196.820 ton.

Namun dari segi nilai, ekspor ke China menempati peringkat kedua dengan nilai US$675,39 juta. Sementara ke AS mencapai US$1,72 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper