Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peritel Inggris Terpojok, Debenhams dan Topshop Harus Undur Diri

Penutupan bisnis kedua peritel ini juga berdampak kepada sekitar 25.000 karyawannya, apalagi di tengah tertekannya ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Ilustrasi Debenhams./bloomberg
Ilustrasi Debenhams./bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Debenhams dan Arcadia Group, pemilik Topshop, harus menyerah terhadap tekanan pandemi Covid-19 dan berubahnya gaya konsumsi masyarakat di tengah masifnya perkembangan teknologi.

Department store asal Inggris yang telah berdiri di Negeri Ratu Elizabeth sejak 242 tahun lalu memulai bisnisnya dari Jalan Wigmore, pusat Kota London. Pada Selasa (2/12/2020), Debenhams harus bertekuk lutut dari era keemasan e-commerce.

Setelah lebih dari satu tahun melakukan restrukturisasi dan mencari pembeli, akhirnya Debenhams memutuskan untuk menutup tokonya.

Kepastian penutupan Debenhams ini terjadi tak lama setelah Arcadia Group yang memiliki Topshop dan Miss Selfridge mengajukan perlindungan kebangkrutan pada Senin lalu.

Menjelang kemeriahan Natal yang terlihat di pusat kota Inggris, London, dan biasanya menjadi periode tersibuk di kawasan perbelanjaan, penutupan dua ritel terbesar menjadi kabar buruk bagi dunia ritel.

Penutupan bisnis kedua peritel ini juga berdampak kepada sekitar 25.000 karyawannya, apalagi di tengah tertekannya ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Banyaknya perusahaan yang mengajukan kebangkrutan semakin terasa setelah lockdown memaksa masyarakat berbelanja dari rumah.

“Para peritel harus berhadapan dengan risiko kebangkrutan saat ini,” kata analis Hargreaves Lansdown, Susannah Streeer, dikutip dari New York Times, Rabu (2/12/2020).

Peritel fesyen di Inggris menikmati masa keemasan dan seringkali dianggap sebagai kebanggaan nasional. Debenhams dulu adalah destinasi masyarakat kelas menengah Inggris.

Marks & Spencer yang juga mengumumkan pemangkasan hampir 8.000 tenaga kerjanya pada musim panas lalu juga dikenal sebagai destinasi belanja untuk mencari barang-barang berkualitas di Inggris.

Pada 2000-an, Topshop bahkan sempat diasosiasikan sebagai asset berharga Arcadia Group berkat kolaborasinya dengan model terkenal Kate Moss yang sukses diminati oleh konsumen.

Namun, masa keemasan tersebut tampaknya tak bertahan lama. Peritel besar dari Zara (Spanyol) hingga H&M (Swedia) mulai menjual barang-barangnya lebih murah untuk tetap bertahan dari bergesernya gaya hidup masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper