Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Lampaui Target, Utilisasi Industri Keramik Terangkat

Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) menyatakan rata-rata utilisasi nasional pabrikan keramik pada kuartal IV/2020 akan melonjak. Selain itu, performa ekspor keramik sepanjang 2020 diyakini akan lebih baik secara tahunan.
Konsumen melihat produk terbaru dari PT Granitoguna Building Ceramics, brand ArTile. /BISNIS
Konsumen melihat produk terbaru dari PT Granitoguna Building Ceramics, brand ArTile. /BISNIS

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) menyatakan rata-rata utilisasi nasional pabrikan keramik pada kuartal IV/2020 akan melonjak. Selain itu, performa ekspor keramik sepanjang 2020 diyakini akan lebih baik secara tahunan.

Ketua Umum Asaki Edy Suyanto mengatakan utilisasi pabrikan pada kuartal IV/2020 akan mencapai 68 persen. Adapun, angka tersebut lebih tinggi dari utilisasi pabrikan sebelum pademi Covid-19 di posisi 65 persen.

"Sudah 5-6 tahun terakhir permintaan keramik peak-nya selalu di kuartal III dan kuartal IV. Tahun ini kami tidak berani ekspektasi kuartal III dan kuartal IV bisa [peak] karena pandemi belum berakhir. Tapi, penurunan tarif gas menurut kami memberikan impact," katanya kepada Bisnis Rabu, (3/12/2020).

Edy menghitung rata-rata utilisasi pabrikan sepanjang 2020 akan jatuh ke level 56 persen. Angka tersebut jauh lebih rendah dari rata-rata utilisasi pabrikan per 2019 yakni 65 persen.

Dengan kata lain, perbaikan permintaan keramik pada paruh kedua 2020 belum dapat menutupi hilangnya permintaan pada kuartal II/2020. Alhasil, total volume produksi keramik sepanjang 2020 hanya akan mencapai sekitar 302,4 juta meter persegi atau merosot sekitar 13,84 persen secara tahunan.

Di sisi lain, Edy menyatakan performa ekspor pabrikan keramik pada tahun ini meroket hingga 89,37 persen secara tahunan menjadi 17,7 juta meter persegi hingga akhir 2020. Edy menyatakan pertumbuhan tersebut melampaui proyeksi awal tahun yakni tumbuh 28 persen dari realisasi 2019 sebanyak 12,7 juta meter persegi.

Seperti diketahui, penurunan tarif gas ke level US$6 per mmBTU efektif dirasakan oleh industri keramik pada Agustus 2020. Tarif gas pada Pulau Jawa bagian Barat turun dari level US$9,1 per mmBTU, sementara itu tarif gas pada Pulau Jawa bagian Timur turun dari US$7,98 per mmBTU.

"[Akibat tarif gas turun,] daya saing kami membaik. Jadi, kami bisa lebih agresif di [pasar] ekspor. Ini pertama kali tren ekspor yang [selama ini] stagnan, cenderung menurun, pada kuartal III/2020 sudah menunjukkan pertumbuhan," kata Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto kepada Bisnis, Minggu (22/11/2020).

Edy mencatat nilai ekspor pada Januari-September 2020 naik 23 persen secara tahunan mendekati US$50 juta. Adapun, nilai ekspor tertinggi secara bulanan selama 5 tahun terakhir terjadi pada Juli 2020 yang mencapai US$10 juta.

Secara total, nilai ekspor pada kuartal III/2020 berkontribusi sekitar 50 persen dari total nilai ekspor selama 9 bulan pertama 2020. "Kuartal III/2020 bagus sekali karena tarif gas sudah berlaku efektif."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper