Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sunrise Steel Tambah Lini Produksi BjLAS

PT Sunrise Steel melakukan penambahan investasi dengan lini produksi kedua Baja Lapis Aluminium Seng (BjLAS) yang akan meningkatkan kontribusi terhadap industri baja. Perseroan pun tengah berupaya pengembangan bisnis meski di tengah pandemi Covid-19.
Zinium diproses menggunakan material terbaik dan berkualitas sehingga memiliki keunggulan daya tahan terhadap korosi yang mutlak lebih tinggi, menyebabkan Zinium dapat berkilau lebih lama dan tidak cepat kusam, dibandingkan dengan produk sejenis lainnya. /Sunrise-Steel.com
Zinium diproses menggunakan material terbaik dan berkualitas sehingga memiliki keunggulan daya tahan terhadap korosi yang mutlak lebih tinggi, menyebabkan Zinium dapat berkilau lebih lama dan tidak cepat kusam, dibandingkan dengan produk sejenis lainnya. /Sunrise-Steel.com

Bisnis.com, JAKARTA — PT Sunrise Steel melakukan penambahan investasi dengan lini produksi kedua Baja Lapis Aluminium Seng (BjLAS) yang akan meningkatkan kontribusi terhadap industri baja. Perseroan pun tengah berupaya pengembangan bisnis meski di tengah pandemi Covid-19.

Presiden Direktur PT Sunrise Steel Henry Setiawan mengatakan peresmian lini produksi kedua produk BjLAS dengan merek dagang Zinium untuk bahan baja ringan ini mengukuhkan perusahaannya sebagai produsen BjLAS terbesar di Indonesia, dengan kapasitas 400.000 ton per tahun.

Selain itu, perseroan juga sedang terus mengintegrasikan struktur hilirisasi pada industri baja, seperti dari HRC menjadi CRC dan produk-produk baja lainnya.

"Kami juga berupaya melahirkan wadah yang berfungsi membimbing para calon startup yang ingin berbisnis baja ringan dengan nama PT Gerai Baja Ringan Kepuh atau Gebrak. Perusahaan ini menyediakan mesin-mesin produksi, melatih semua karyawan, menyediakan sistem teknologi informasi, serta memasok bahan baku baja ringan sesuai SNI," katanya melalui siaran pers, Kamis (26/11/2020).

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Dirjen ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier mengatakan industri baja merupakan salah satu sektor yang tetap kokoh di tengah hantaman pandemi, dengan kinerja di kuartal II/2020 tumbuh 2,3% dan kembali meningkat di kuartal III/2020 menjadi 5,6%.

“Tentunya ini cukup membanggakan bagi kita semua. Dengan adanya investasi baru pada sektor baja, diharapkan akan semakin memperkuat kontribusinya pada perekonomian nasional,” imbuhnya.

Taufik berharap, penambahan investasi pada sektor industri baja terus berlanjut, sejalan dengan program substitusi impor. Pasalnya, beberapa produk hulu dari industri baja masih belum diproduksi di dalam negeri.

“Memang masih ada yang harus disubstitusi mulai dari hulu. Seperti iron ore, kemudian smelting harus tambah sampai lima kali lipat, karena selama ini berhenti sampai slab. Kemudian billet untuk memproduksi turunannya serta hot rolled coil (HRC) menjadi cold rolled coil (CRC). Kami berharap nantinya Sunrise Steel bisa masuk berinvestasi di segmen ini,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper