Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan Bea Masuk untuk Masker Bedah Tak Efektif

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, potensi produksi masker bedah nasional setiap bulannya mencapai 391,58 juta helai.
Cuci tangan. Saat ini permintaan bahan baku khususnya untuk produk penunjang kesehatan seperti handsanitizer, masker, hingga alat pelindung diri atau APD meningkat pesat. Alhasil, permintaan tersebut cukup mendorong utilisasi industri hulu saat ini. /ANTARA
Cuci tangan. Saat ini permintaan bahan baku khususnya untuk produk penunjang kesehatan seperti handsanitizer, masker, hingga alat pelindung diri atau APD meningkat pesat. Alhasil, permintaan tersebut cukup mendorong utilisasi industri hulu saat ini. /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Perdagangan Benny Soetrisno berpandangan pengenaan bea masuk untuk produk masker bedah tidak akan efektif untuk melindungi industri di dalam negeri.

Utilisasi pabrik masker lokal dikabarkan turun dari 100 persen menjadi 60 persen akibat masuknya masker bedah impor yang semakin murah. 

“Harga turun karena demand-nya turun. Saya rasa bea masuk dinaikkan kurang efektif, mungkin bisa dilakukan safeguard,” kata Benny saat dihubungi, Kamis (26/11/2020).

Benny mengatakan petisi safeguard bisa diinisiasi oleh pelaku industri terkait maupun pemerintah. Tetapi, pengenaan safeguard harus memenuhi sejumlah syarat, di antaranya kenaikan impor produk dalam beberapa tahun terakhir serta adanya potensi kerugian dari kenaikan impor terhadap keberlangsungan industri terkait.

Selain mengusulkan hal tersebut, Benny pun mengemukakan ekspor masker bedah sebaiknya direlaksasi tanpa perlu ada persetujuan ekspor. Hal ini menimbang potensi surplus produk tersebut yang besar.

“Ekspor masker sebaiknya dibebaskan tanpa perlu izin,” kata dia.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, potensi produksi masker bedah nasional setiap bulannya mencapai 391,58 juta helai dan potensi produksi sampai Desember ditaksir menembus 3,52 miliar helai. Di tengah potensi yang besar tersebut, kebutuhan diperkirakan hanya sebanyak 129,83 juta helai sehingga terdapat potensi surplus 3,39 miliar helai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper