Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Utilisasi Belum Stabil, Aptrindo: Pembatasan Truk Tak Ada Urgensi

Aptrindo Jateng dan DIY mengaku utilisasi truk belum stabil dan menilai kebijakan pembatasan angkutan barang tidak ada urgensinya.
Truk sarat muatan atau over dimension over load (ODOL) melintas di jalan Tol Jagorawi, Jakarta, Selasa (14/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Truk sarat muatan atau over dimension over load (ODOL) melintas di jalan Tol Jagorawi, Jakarta, Selasa (14/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta menganggap rencana pemerintah membatasi operasional truk 3 sumbu ke atas dalam rangka hari libur nasional bertepatan dengan perayaan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 tidak ada urgensinya sama sekali.

Wakil Ketua Aptrindo Jateng dan DIY Bambang Widjanarko menyampaikan sejak Maret 2020 saja utilisasi truk-truk anggota Aptrindo Jateng dan DIY masih belum stabil dan sering di bawah 50 persen dari keseluruhan unit yang ada imbas dari masih lesunya dunia usaha. Namun lanjutnya sekarang malah mau dibatasi lagi dengan jumlahnya yang boleh beroperasi.

Menurutnya dengan jumlah truk yang ada sekarang saja, pemerintah terkesan sudah kewalahan menyediakan sarana dan prasarana jalannya, apalagi jika penindakan terhadap over dimension overload (ODOL) nantinya dilakukan secara rigid benar. Secara otomatis akan ada penambahan minimal 2 kali jumlah truk yang ada.

Alhasil lama-lama akan ada pembatasan operasional ganjil-genap untuk truk di seluruh jalan nasional. “Pemerintah ini maunya bagaimana? Kok seolah-olah tidak punya sense of crisis," katanya, Kamis (19/11/2020).

Bambang berpendapat pembatasan operasional pada hampir seluruh hari libur nasional memang seolah telah menjadi pilihan yang semakin kerap dilakukan oleh Kementerian Perhubungan dalam beberapa tahun terakhir.

Bambang menambahkan semestinya pemerintah mengimbau agar dalam masa pandemi ini masyarakat menunda bepergian atau berlibur dulu dan sementara mendahulukan kinerja sektor logistik dulu agar bisa menyelamatkan banyak pengusaha angkutan barang dari kebangkrutan massal.

Bukan malah sebaliknya, lanjutnya, yakni membuka pintu lebar-lebar bagi yang akan berlibur dan berpotensi menambah jumlah terinfeksi Covid-19, di sisi lain menahan distribusi barang yang sama sekali tidak berisiko menambah jumlah penularan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper