Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Material Diminta Antisipasi Pembangunan Masif 2021

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memastikan proyek pembangunan pada tahun depan lebih masif setelah pandemi menghantam sektor konstruksi. Untuk itu, industri rantai pasok atau penyedia bahan bangunan berpeluang menggeliat.
Salah satu proyek properti TOD LRT City yang dikmbangkan oleh PT Adhi Commuter Properti / Antara
Salah satu proyek properti TOD LRT City yang dikmbangkan oleh PT Adhi Commuter Properti / Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memastikan proyek pembangunan pada tahun depan lebih masif setelah pandemi menghantam sektor konstruksi. Untuk itu, industri rantai pasok atau penyedia bahan bangunan berpeluang menggeliat.

Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Trisasongko Widianto mengatakan seperti sektor lainnya, konstruksi juga mulai mnegalami kontraksi sejak kuartal I/2020 dengan pertumbuhan 2,9 persen lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu 5,9 persen.

Untuk itu, saat ini Kementerian PUPR telah membuat skema protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dalam penyelenggaraan jasa konstruksi. Di antaranya menghentikan sementara pekerjaan jika terindikasi ada tenaga kerja yang terpapar Covid-19 dan bekerjasama dengan Puskesmas dan RS setempat.

"Setelah 9 sektor dibuka kembali sejumlah proyek telah dimulai dan akan dilanjutkan hingga 2021 dengan anggaran yang naik atau mencapai Rp150 triliun. Pembangunan akan lebih masif dari tahun ini sehingga menjadi peluang untuk industri rantai pasok," katanya dalam Webinar Infrastructure Connect, Kamis (19/11/2020).

Trisasongko mengemukakan adapaun sejumlah proyek yang akan dikembangkan di antaranya food estate di Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah, serta Kawasan Industri di Subang dan Batang.

Dia pun memastikan startegi utama pembangunan akan sejalan dengan industri yang tengah berjuang mengurangi konten impor dengan memaksimalkan penggunaan bahan bangunan lokal. Menurutnya, salah satu bahan bangunan yang akan didongkrak dengan kembalinya pembangunan adalah semen.

Sementara akibat penundaan sejumlah proyek tahun ini, Kementerian PUPR mencatat permintaan semen menjadi turun 41 persen pada tahun ini.

"Bahan bangunan lainnya juga menjadi anjlok seperti beton yang kebutuhannya saat ini 30 persen dari kebutuhan semen. Sementara tahun depan kebutuhan semen dipastikan naik hingga 7,28 juta ton dengan 6,7 juta ton khusus ibu kota baru," ujar Trisasongko.

Sementara itu, Kementerian PUPR juga terus akan menindaklanjuti rekomendasi pemakaian semen ramah lingkungan untuk proyek infrastruktur guna mendukung penurunan emisi CO2 di industri semen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper