Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Samudera Indonesia (SMDR) Keluhkan Kualitas Pelabuhan Indonesia

PT Samudera Indonesia Tbk. menilai kualitas pelabuhan di Indonesia masih perlu ditingkatkan untuk meninjang aktivitas angkutan laut dan sektor maritim.
Foto udara kawasan New Priok Container Terminal, Jakarta. Bisnis
Foto udara kawasan New Priok Container Terminal, Jakarta. Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR) menilai pelabuhan di Indonesia yang masih kurang baik dari segi jumlah maupun kapasitasnya menjadi tantangan tersendiri bagi peningkatan aktivitas angkutan laut dan sektor maritim pasca pandemi Covid-19.

Direktur Utama SMDR Bani Maulana Mulia menuturkan Indonesia diuntungkan sebagai sebuah negara dengan jumlah penduduk yang besar sehingga membuat tingkat konsumsi menjadi besar pula. Namun, dalam menyokong alur distribusinya, pelabuhan masih menjadi salah satu tantangan.

"Jumlah pelabuhan di Indonesia sangat kurang padahal sudah ratusan hingga ribuan, yang kualitas dan kondisinya bisa disamakan dengan tolak ukur terbaik masih sangat sedikit," jelasnya, Jumat (6/11/2020).

Menurutnya, jika membandingkan dengan Pelabuhan Tanjung Priok, pelabuhan di wilayah lain secara kualitas masih tertinggal. Ketika kualitasnya berbeda, sudah barang tentu produktivitasnya berbeda.

Dia mengibaratkan menggunakan jalan tol, ketika masuk tol dalam kota Jakarta sudah menerapkan Multi Lane Free Flow (MLFF) atau proses pembayaran tol tanpa berhenti tetapi ketika keluar di jalan tol Cikampek masih harus menggunakan pembayaran tunai.

"Ini pelabuhan pintu kelancaran, produktivitas satu titik harus disamakan dengan titik lain, pelabuhan produktif belum merata. Ini sebagai peluang, pemain lokal, swasta, BUMN, maupun luar negeri, Indonesia masih menjadi pasar bertumbuh yang potensial," ujarnya.

Menurutnya, Indonesia masih diuntungkan walaupun mengalami resesi, karena potensi yang bisa dikerjakan di Indonesia sangat besar. Dia menuturkan masih banyak pasar yang dapat digarap, sehingga kran-kran saluran investasi yang masih macet ini harus segera dibuka.

"Begitu kemacetan dibuka potensi jadi jauh lebih besar. Indonesia sedang terhambat sedikit kecepatannya dalam bekerja, begitu kelancaran terbuka lagi, potensi tumbuh lebih terbuka lagi," urainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper