Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perkiraan Angka Resesi Jokowi Meleset, Ekonomi Kuartal III Kontraksi 3,49 Persen

Sebelumnya, Presiden Jokowi memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami kontraksi sebesar 3 persen. 
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto. Bisnis
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto. Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal III/2020 minus hingga 3,49 persen secara tahunan.

Secara kuartalan, ekonomi tumbuh positif 5.05 persen (quarter to quarter/qtq) dan secara kumulatif terkontraksi 2,03 persen.

Kontraksi ini lebih dalam dari perkiraan pemerintah di kisaran minus 3 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, ekonomi Indonesia berdasarkan PDB triwulan II atas dasar harga berlaku Rp 3.894 triliun. Sementara itu, berdasarkan harga dasar konstan dengan tahun dasar 2010 adalah Rp 2.720,6 triliun.

"Yang pertama secara kuartalan, PDB Indonesia menunjukkan pertumbuhan positif dan cukup tinggi. Artinya terjadi perbaikan ekonomi yang siginifkan untuk melangkah ke triwulan IV," kata Suhariyanto dalam konferensi video, Kamis (5/11/2020).

Sebelumnya, Presiden Jokowi memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami kontraksi sebesar 3 persen.

Menurut lapangan usaha secara tahunan (year on year/yoy), Suhariyanto mengungkapkan 7 sektor masih tumbuh positif, yakni pertanian, real estat, jasa kesehatan, dan pengadaan air.

Jasa kesehatan dan kegiatan sosial tercatat mengalami pertumbuhan yang tinggi yakni sebesar 15.33%.

Pada kuartal ini, 10 sektor masih mengalami kontraksi meski tidak sedalam kuartal II/2020. Beberapa sektor yang tumbuh negatif a.l. sektor industri pada kuartal III/2020 minus -3,41 persen dan sektor akomodasi, makanan dan minuman juga masih mengalami kontraksi sebesar 11,86 persen.

Dari sisi pengeluaran, seluruh komponen masih mengalami kontraksi, meski tidak sedalam kuartal II/2020. Dari data BPS, konsumsi rumah tangga masih mengalami kontraksi sebesar -4,04 persen dan ekspor masih mengalami kontraksi -10,82 persen.

Kendati terkontraksi, perbaikan ditunjukkan oleh belanja pemerintah. "Satu-satunya yang positif dan sangat tinggi adalah konsumsi pemerintah sebesar 9,76 persen," ujar Kepala BPS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper