Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Pengumuman Resesi BPS, Benarkah Ramalan Jokowi ?

Presiden Jokowi menyampaikan salah satu penyebab kontraksi pada kuartal ketiga ini adalah konsumsi rumah tangga yang diperkirakan -4 persen pada periode tersebut. Benarkan perkiraan tersebut?
Foto aerial Simpang Susun Semanggi di Jakarta, Jumat (14/7). Jalan layang sepanjang 1,6 kilometer yang mengelilingi Bundaran Semanggi untuk mengurangi kemacetan di kawasan tersebut bakal dilakukan uji coba pada 29 Juli hingga 16 Agustus 2017 sebelum diresmikan pada 17 Agustus 2017. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Foto aerial Simpang Susun Semanggi di Jakarta, Jumat (14/7). Jalan layang sepanjang 1,6 kilometer yang mengelilingi Bundaran Semanggi untuk mengurangi kemacetan di kawasan tersebut bakal dilakukan uji coba pada 29 Juli hingga 16 Agustus 2017 sebelum diresmikan pada 17 Agustus 2017. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo memproyeksikan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2020 akan terkontraksi sebesar -3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Artinya Indonesia akan mengalami resesi ekonomi.

Badan Pusat Statistik (BPS) baru akan merilis angka pertumbuhan ekonomi kuartal III/2020 pada siang ini, 5 November 2020, pukul 11.00 WIB.

Jika pertumbuhan ekonomi kuartal III masih tercatat negatif, maka secara berturut-turut dalam dua kuartal ekonomi Indonesia mengalami kontraksi. Pada kuartal II/2020, ekonomi telah mengalami kontraksi yang dalam, sebesar 5,32 persen yoy.

Presiden Jokowi menyampaikan salah satu penyebab kontraksi pada kuartal ketiga ini adalah konsumsi rumah tangga yang diperkirakan -4 persen pada periode tersebut.

Salah satu komponen produk domestik bruto (PDB), investasi, juga diperkirakan akan terkontraksi pada kisaran 6 persen yoy.

Meski demikian, Presiden Jokowi mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga justru dalam tren yang positif, karena lebih baik dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya.

Selain itu Presiden juga mengklaim kondisi Indonesia lebih baik dibandingkan dengan negara lain. "Dan ini memang kalau dibanding negara lain jauh lebih baik, tapi ini patut kita berikan tekanan untuk kuartal keempat," kata Presiden.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memperkirakan ekonomi kuartal ketiga tahun ini masih akan berada dalam zona negatif, tetapi membaik apabila dibandingkan dengan kuartal II/2020.

"Kami proyeksikan ekonomi kuartal ketiga -2,9 persen yoy," katanya kepada Bisnis," Kamis (5/11/2020).

Untuk itu, Andry memperkirakan pertumbuhan ekonomi untuk keseluruhan tahun 2020 akan mengalami kontraksi. Menurutnya, ekonomi kuartal IV berpotensi lebih baik, tergntung pada realisasi stimulus pemerintah dan penambahan kasus Covid-19.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet memperkirakan ekonomi kuartal III akan berada pada rentang -3 hingga -4 persen yoy.

Menurutnya, kondisi ekonomi pada periode tersebut memang mulai terlihat membaik dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, namun perbaikan masih sangat terbatas.

"Kalau melihat dari perbaikannya dibandingkan kuartal II perbaikan pertumbuhan ini masih berada di level marginal atau sangat tipis," katanya.

Dia memaparkan, banyak faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi, khususnya konsumsi rumah tangga, salah satunya disebabkan oleh kasus Covid-19 yang masih relatif tinggi di Indonesia.

Hal ini memengaruhi psikologi konsumen, terutama konsumen kelas atas sehingga mereka belum bisa melakukan aktivitas ekononmi secara leluasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper